TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dinkes Ungkap 870 Siswa di Magetan Lakukan Self Harm

Kasus terbanyak ditemukan pada siswa SMP kelas VII

dr. Rohmat Hidayat Kadinkes Magetan/ IDN Times/ Riyanto

Magetan, IDN Times - Perilaku Self Harm atau melukai diri sendiri di Kabupaten Magetan sangat tinggi terjadi pada kalangan pelajar SMP. Dinas Kesehatan bersama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga setempat mencatat ada sebanyak 800 siswa, 701 pada siswa SMP dan selebihnya ditemukan pada siswa SMA dan SD.

Baca Juga: Bukan Cuma 76, Ada Ratusan Siswa SMP di Magetan yang Menyayat Tangan

1. Perilaku self harm dominan dilakukan siswi SMP

Ilustrasi siswa SMP/ IDN Times/ Riyanto

Sebelumnya ditemukan ada sebanyak 76 siswa SMP di Ngariboyo yang melukai lengannya sendiri mengunakan pecahan kaca, pengaris hingga jarum. Kemudian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga setempat meminta Dinas Kesehatan melakukan screening tehadap seluruh sekolah di Kabupaten Magetan.

"Hasil screening sementara kami pada 42 sekolah SMP di kabupaten Magetan ada sebanyak 701 siswa pernah lakukan self harm ya. Itu pun baru screening luar saja secara fisik, kemudian 100 lebih kami temukan pada SD dan SMA," kata dr. Rohmat Hidayat Kadis Kesehatan Magetan hari ini, Rabu (1/11/2023).

Total keseluruhan ada 870 terjadi pada siswa perempuan. Rata rata mereka melakukan itu karena ikut-ikutan. Terpengaruh teman dan ikuti trend di media sosial.

2. Dinkes lakukan pemeriksaan kejiwaan SDQ

Ilustrasi siswa SMP/ IDN Times/ Riyanto

Lebih jauh ditanyakan dari total 870 siswa di atas apakah menemukan kasus yang berat, hingga menyayat sampai nadi atau hingga dirawat di rumah sakit?

"Sejauh ini belum ada ya, tetapi hal itu tentu yang tahu guru BP masing masing masing sekolahnya. Kami hanya lakukan screening luar saja. Yang jelas itu tadi terbanyak hanya ikut ikutan teman melakukan self harm," jelasnya.

Dalam kasus self harm yang marak dilakukan pelajar di Magetan ini, Dinas melakukan pemeriksaan kejiwaan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). Dan baru dilakukan pada SMP awal kasus ditemukan. 

"Kita telah lakukan pemeriksaan kejiwaan pada siswa, namanya program SDQ tapi belum kepada semua sekolah. Hanya pada SMP di Ngariboyo dulu sambil menunggu screening terhadap semua sekolah tuntas ya," pungkas.

Baca Juga: Bapak di Magetan Perkosa Anak Tiri hingga Hamil 4 Bulan

Berita Terkini Lainnya