TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Musim Hujan, Jalur Utama Pacitan - Ponorogo Rawan Longsor

Minggu malam material longsor menutup jalan hingga 4 jam

Jalur Pacitan - Ponorogo di wilayah Kecamatan Tegalombo tertimbun material tanah longsor, Minggu (19/1) malam. Dok.IDN Times

Pacitan, IDN Times - Sejumlah titik di jalur utama Pacitan - Ponorogo rawan longsor dan berpotensi menghambat arus lalu lintas. Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Aswin Rikha Wijaya mengatakan potensi bencana itu akibat kondisi tanah yang labil. 

Setelah terguyur air hujan selama beberapa waktu terakhir, tanah mudah amblas. Apalagi kondisi di kanan dan kiri sepanjang jalan provinsi itu mayoritas berupa tebing. Juga berbatasan langsung dengan sungai Grindulu yang alurnya mudah bergeser. 

1. Arus lalu lintas sempat macet total

Material berupa batu menutup jalur Pacitan - Ponorogo, Minggu (19/1) malam. Dok. IDN Times/Istimewa

Menurut dia, tanah di jalur Pacitan - Ponorogo beberapa kali longsor. Peristiwa terbaru terjadi di wilayah Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, Minggu (19/1) malam. Material longsor berupa tanah, batu, dan pohon menutup akses transportasi itu hingga lebih dari empat jam. 

Arus lalu lintas sempat macet total. "Dini hari tadi, jalur sudah berhasil dibuka kembali dengan menggunakan alat berat dari Dinas PU Bina Marga Jawa Timur" ujar Aswin saat dihubungi IDN Times, Senin (20/1).

2. Kerugian akibat bencana sejak musim hujan ini sekitar Rp200 juta

Sebuah rumah rusak setelah tertimpa tanah longsor di Kabupaten Madiun. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ia menuturkan, selain jalur Pacitan - Ponorogo bencana tanah longsor juga berpotensi terjadi di seluruh wilayah Pacitan. Sebab, kondisi medannya mayoritas berupa perbukitan dengan kontur tanah yang labil. 

Sejak November hingga pertengahan Januari, sedikitnya sudah lima kali tanah longsor terjadi. Sejumlah bangunan rusak akibat tertimpa material longsor. Selain itu, bencana puting beliung dan tanah amblas juga beberapa kali terjadi. 

"Nilai kerugiannya sekitar Rp 200 juta," ujar Aswin sembari menyatakan mayoritas bangunan yang terdampak bencana berupa semi permanen. 

 

Baca Juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Pacitan Jadi Jujugan Wisatawan 

Berita Terkini Lainnya