TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Nuriyanti, Mahasiswa Asal Bangkalan yang Meninggal di Spanyol

Meninggal karena sesak nafas akibat kedinginan

IDN Times/Musthofa Aldo

Bangkalan, IDN Times - Seorang warga Bangkalan, Nuriyanti Guna Kamiliya (22), meninggal di Spanyol. Nuriyanti meninggal karena sakit sesak napas. 

"Dia kalau sakit memang jarang kasih kabar, tak mau merepotkan orangtua," kata sang ibu, Muawanah, kepada IDN Times Jatim, Selasa (26/2).

Baca Juga: Gara-gara Ponsel, Pria di Bangkalan Bacok Istrinya yang Tengah Hamil

1. Prestasinya membanggakan Bangkalan

IDN Times/Musthofa Aldo

Gadis berumur 22 tahun itu pergi ke Spanyol karena mendapat beasiswa untuk kuliah University Of Murcia Spanyol selama satu semeter. Melihat prestasi Nuriyanti, Bupati Bangkalan Abdul Latief Amin tak menyangka jika ada mahasiswa asal Bangkalan yang berkuliah di Spanyol.

"Saya tak menyangka, ada mahasiswa asal Bangkalan berprestasi hingga kuliah di Spanyol," kata Abdul Latief di rumah duka, Desa Keleyan, Kecamatan Socah.

Menurutnya, Nuriyanti telah mengharumkan nama Bangkalan dengan prestasinya yang bisa kuliah di Spanyol. Prestasi Nuriyanti memang sebuah anomali di mana banyak anak-anak desa di Bangkalan yang putus sekolah.

"Bagaimana pun, almarhumah telah mengharumkan nama Bangkalan," Latief menambahkan.

2. Lulusan pesantren yang berhasil kuliah ke Spanyol

IDN Times/Musthofa Aldo

Nuriyanti, gadis kelahiran 1997 merupakan anak dari pasangan Muhammad Ihsan dan Siti Muawanah. Dia adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang sebelumnya jadi santri di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Jombang.

"Sejak di pondok dia memang minat pada bahasa Inggris," kata Muawanah.

Karena suka bahasa Inggris, seusai jadi santri, Nuriyanti memilih kuliah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan jurusan pendidikan bahasa Inggris. Menurut Muawanah, putrinya memilih UMM untuk kuliah karena kampus itu jurusan bahasa Inggrisnya memiliki grade yang tinggi.

"Kampus swasta tak masalah, yang penting grade bahasa Inggris paling tinggi," ujar Muawanah mengingat kembali permintaan putrinya.

3. Peraih IPK tertinggi di UMM

IDN Times/Musthofa Aldo

Muawanah bercerita, Nuryanti berprestasi saat kuliah di UMM. Dia lulus dengan IPK 3,85. Dia juga pernah juara II dalam ajang Penabur Choir Festival pada dua kategori yaitu Floklore dan Mixed Category.

Saat kuliah semester akhir, Nuryanti meraih beasiswa Erasmus+ untuk bisa kuliah di University Of Murcia Spanyol selama satu semester. Bahkan, demi mendapatkan beasiswa yang hanya berlaku bagi mahasiswa, kata Muawanah, putrinya sempat menunda wisuda. 

Sepulang dari Spanyol nanti, kepada ibunya, Nuriyanti sempat ungkap keinginan untuk kuliah S2 di Inggris. "Saya bilang, pulang dulu Nak, ibu kangen. Setelah itu terserah kamu kalau mau kuliah ke Inggris," kenang Muawanah.

Baca Juga: Tes PPPK Jadi Harapan Guru Honorer di Bangkalan Agar Setara PNS 

Berita Terkini Lainnya