TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasien Penuh karena Zona Merah, Pemkab Jember Sewa Hotel untuk Isolasi

Terdapat 20 kecamatan zona merah

Juru bicara Satgas COVID-19 Jember, Gatot Triyono. IDN Times/Humas Pemkab Jember.

Jember, IDN Times - Kabupaten Jember saat ini masuk dalam daftar kawasan zona merah di Jawa Timur. Hal ini disebabkan meningkatnya kasus penularan virus Corona (COVID-19) dan angka kematian sejak dua pekan terakhir.

Rumah sakit rujukan COVID-19 saat ini juga mengalami over kapasitas. Pemkab Jember kemudian menyiapkan gedung olahraga Jember Sport Garden (JSG) dan berupaya menambah ruang isolasi di beberapa hotel.

"Selain rumah sakit, kami sudah melakukan negosiasi dengan beberapa hotel untuk dijadikan tempat pasien yang terpapar COVID-19,” kata kata juru bicara Satgas COVID-19 Jember, Gatot Triyono melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu (2/12/2020).

Baca Juga: Kasus COVID-19 Melonjak, Semua Rumah Sakit Rujukan di Jember Penuh

1. Akan sewa hotel untuk tambahan ruang isolasi

Peta sebaran COVID-19 di Jember, Selasa (1/12/2020). IDN Times/Istimewa

Gatot mengatakan, kapasitas ruang isolasi di RS rujukan mencapai 350 dan di gedung JSG mencapai 84 bed, sementara hingga Selasa (1/12/2020) total kasus positif COVID-19 di Jember sebanyak 2482 pasien, dengan penambahan kasus rata rata di atas 50 orang per hari. Total pasien yang dirawat sendiri masih mencapai 534 orang.

"Khusus untuk di JSG itu untuk pasien yang tanpa gejala dan gejala ringan. Untuk yang hotel masih dalam proses, survey kelayakan tempat. Konsekuensinya kita sewa," kata Gatot.

Melihat tren peningkatan kasus positif COVID-19 di Jember, Satgas Covid-19 Jember kembali mengimbau agar masyarakat lebih disiplin melakukan pencegahan penularan virus korona.

“Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak adalah salah satu disiplin terhadap protokol kesehatan. Itu yang saat ini bisa dilakukan oleh masyarakat, karena pada awal Desember ini Jember berada di zona merah COVID-19," jelasnya.

2. Kasus meninggal rata-rata karena terlambat tertangani

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Terkait tingginya kasus kematian dalam dua pekan terakhir, salah satunya disebabkan kondisi pasien yang terlambat tertangani karena tidak segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat.

"Rata rata usia lanjut, yang meninggal rata rata masuk di RS kondisinya kurang bagus. Jadi ada keterlambatan di fasilitas kesehatan atau rumah sakit," jelasnya.

Sejak 23 November terdapat peningkatan angka kematian 2 hingga 4 orang per hari. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 111 orang yang meninggal di Jember.

Baca Juga: ASN Positif COVID-19, Ratusan Pegawai Pemkab Jember Jalani Tes Swab

Berita Terkini Lainnya