TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kurikulum Kebencanaan Perlu Ada di Surabaya

Edukasi bencana perlu diberikan sejak dini

Ilustrasi gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Surabaya, IDN Times - Ribuan kejadian kebencanaan terjadi sepanjang tahun di Kota Surabaya. Oleh karenanya, Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya mengusulkan kurikulum Kebencanaan segera masuk sekolah. 

Baca Juga: Mudik Lebaran, 22.150 Kendaraan Masuk ke Surabaya

1. 8.977 kejadian Kedaruratan terjadi sepanjang 2022

Gemerlap Kota Surabaya tampak dari udara. (Dok. Diskominfo Surabaya)

Usulan tersebut tengah dibahas dalam Pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Berdasarkan data yang diterima Panitia Khusus (Pansus) LKPj Wali Kota Surabaya, selama 2022 total ada 8.977 jenis kejadian kedaruratan. Dari jumlah itu yang paling banyak adalah kecelakaan yang mencapai 4.846 kejadian dan darurat medis 3.099 kejadian. 

Disusul kebakaran 303 kejadian, pohon tumbang 191 kejadian, dan penemuan jenazah 177 kejadian. Kemudian genangan 153 kejadian, rumah roboh 106 kejadian, orang tersesat 43 kejadian, masalah hewan 41 kejadian, orang meninggal mendadak 11 kejadian dan orang tenggelam tujuh kejadian.

Jika kejadian itu dipetakan dalam wilayah, yang paling sering ada kejadian kedaruratan adalah Surabaya Timur dengan 2.624 kejadian, Surabaya Selatan 2.609 kejadian, Surabaya Pusat 1.676 kejadian, Surabaya Barat 1.170 dan Surabaya Utara 898 kejadian.

2. Edukasi kebencanaan perlu dilakukan sejak usia dini

Ilustrasi siswa (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Dengan banyaknya kejadian kedaruratan ini, Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah, memberikan masukan sekaligus usulan dalam LKPj Wali Kota Surabaya. Pencegahan dan penanganan bencana tidaklah mudah, harus dilakukan sejak dini untuk menciptakan kesadaran itu.

"Untuk itu, pada 2023 ini kami mengusulkan agar kurikulum tentang penanggulangan dan penanganan bencana dimasukkan dalam satuan pendidikan. Tujuannya apa?, agar siswa sejak dini memahami hingga muncul kesadaran soal pencegahan dan penanganan bencana," ungkap Khusnul.

Baca Juga: Dispendik Surabaya Mulai Godok Kurikulum Edukasi Seks

Berita Terkini Lainnya