Dispendik Surabaya Mulai Godok Kurikulum Edukasi Seks

Untuk cegah pelecehan di sekolah

Surabaya, IDN Times - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya mulai menggodok kurikulum tentang edukasi seks. Kurikulum ini untuk mencegah pelecehan seksual di sekolah.

1. Anak diajarkan batasan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan

Dispendik Surabaya Mulai Godok Kurikulum Edukasi Sekstelegraph.co.uk

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, di dalam kurikulum tersebut, anak akan dijarkan tentang batasan-batasan terkait seksualitas. Misalnya batasan penggunaan teknologi, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. 

"Kita siapkan untuk temen-temen guru. Jadi nanti batasan-batasan anak yang udah dewasa mulai 17. Nah ini kan tatanan teman-teman guru dan siswa bisa singkron, maka dia tahu batas-batasannya mana yang boleh dan mana yang tidak. Jadi kita edukasi dan dekat sama anak-anak, anak-anak kalau gak paham kan juga salah," ujar Yusuf ditemui di Balai Kota, Rabu (1/3/2023). 

Baca Juga: Kota Surabaya Kembali Raih Adipura Kencana 2022, Total Menang 9 Kali

2. Kurikulum sedang dikaji

Dispendik Surabaya Mulai Godok Kurikulum Edukasi Seksilustrasi menonton tv (Pexels.com/JESHOOTS.com)

Yusuf menyebut, pembahasan kurikulum tersebut tengah dikaji. kajian kurikulum melibatkan akademisi. 

"Ini sudah kami siapkan (pembahasan kurikulum), nanti segera kita jalan. Soalnya mengantisipasi, khususnya SD kelas 5 atau 6, kemudian kelas 7 atau 8 ini kan menjadi pertimbangan masa peralihan anak," ungkapnya. 

3. Edukasi seks diselipkan di pelajaran agama

Dispendik Surabaya Mulai Godok Kurikulum Edukasi SeksIDN Times/Sukma Shakti

Yusuf menuturkan, kurikulum edukasi seks akan diselipkan di pelajaran agama. Numun, ini masih dalam proses pembahasan. 

"Kalau model (kurikulum SD, SMP) sama. Cuman substansi materinya untuk anak-anak kan ndak sama," kata Yusuf.  

Kurikulum edukasi seks akan diterapkan di tahun ini, maksimal pada semester depan. Sembari menjalankan kurikulum, pihaknya akan terus melakukan evaluasi. 

"Kalau pendidikan itu kan ndak ada target. Kita semua harus jalan, nanti evaluasi terus mana yang ditambah, mana yang pengembangan untuk anak-anak itu. Soalnya perubahan-perubahan budaya karakter sekolah kan ndak sama," pungkasnya. 

Baca Juga: [WANSUS] Menjaga Marwah SMA Negeri Penghasil "Orang Elit" di Surabaya

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya