TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Balita Gizi Buruk di Lamongan Didiagnosis Mengidap Marasmus

Penderita gizi buruk hanya dikasih air minum saja

Dokter anak RSUD Dr Soegiri Lamongan Aty Firsiyanti berkerudung merah didampingi para perawat. IDN Times/Imron

Lamongan, IDN Times - Meilani Alfira, Balita berusia 2 tahun 8 bulan yang mengalami gizi buruk di Lamongan membutuhkan waktu pengobatan yang cukup lama. Pasalnya, anak pasangan Dwi Novita dan Suwarsono asal Desa Latukan, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan itu didiangnosa menderita marasmus atau kekurangan kalori secara kronis. 

1. Sulit berkembang seperti balita pada umumnya

Balita di Lamongan yang menderita gizi buruk mendapatkan perawatan di RSUD dr Soegiri Lamongan. IDN Times/Imron

Akibat permasalahn itu, balita perempuan tersebut hanya berbobot 4 kilogram. Padahal idealnya, balita seusianya memiliki berat badan 12 kilogram. "Butuh penanganan yang cukup lama mas, karena anak ini mengalami kekurangan kalori secara kronis," kata Dokter anak RSUD dr Soegiri Lamongan, Aty Firsiyanti, Senin (13/1).

2. Balita penderita gizi buruk hanya dikasih air minum saja

Balita di Lamongan yang menderita gizi buruk mendapatkan perawatan di RSUD dr Soegiri Lamongan. IDN Times/Imron

Kondisi ini, lanjut Firsiyanti, juga diperparah dengan tindakan orangtua balita yang hanya memberikan air mineral saja pada anak tersebut. Orantuanya diduga frustasi karena setiap kali dibawa berobat, penyakit yang diderita anaknya tak kunjung sembuh. "Orangtuanya sebenarnya sudah membawa anak itu berobat ke rumah sakit swasta di Lamongan. Karena frustasi akhirnya dibawa ke pengobatan alternatif," katanya.

Baca Juga: Kaya Gizi, 5 Olahan Paprika Khas Hungaria dengan Cita Rasa Autentik

3. Ibu pasien hanya bekerja sebagai tukang sayur keliling

Balita di Lamongan yang menderita gizi buruk mendapatkan perawatan di RSUD dr Soegiri Lamongan. IDN Times/Imron

Dokter pun tidak menyalakan orangtua pasien. Sebab, kondisi orangtuanya juga serba kekurangan. Ibu pasien sendiri saat ini hidup menjanda dan menjadi tulang punggung keluarga sejak ditinggal suaminya pergi.

Setiap harinya ia berjualan sayur keliling. "Saat usianya sekitar 6 bulan berat badan anak ini normal saja. Lantaran ibunya harus bekerja, anak ini diasuh oleh neneknya akhirnya diberikan tambahan susu formula. Nah, di situlah katanya anak ini mengalami muntah-muntah," paparnya.

Baca Juga: Keluarga Tak Mampu, Balita di Lamongan Menderita Gizi Buruk

Berita Terkini Lainnya