YUZU Indonesia Masters 2019 Perebutkan Total Hadiah US$75 Ribu
Kota Malang menjadi tuan rumah turnamen tersebut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Dari Kota Malang untuk Indonesia dan dunia. Pernyataan tersebut sering digelorakan Wali Kota Malang, Sutiaji, dan saat ini semakin menemukan ruangnya. Kali ini pernyataan itu terwujud pada hamparan YUZU Indonesia Maters yang akan digelar pada 1-6 Oktober 2019 di Gelanggang Olahraga (GOR) Ken Arok, Kota Malang, Jawa Timur.
YUZU Indonesia Masters memperebutkan total hadiah sebesar US$75 ribu dan merupakan bagian dari rangkaian turnamen BWF World Tour Super 100. Ajang yang masuk dalam grade 2 level 6 dalam tur Dunia BWF ini termasuk tiga besar turnamen elite yang diselenggarakan di Tanah Air setelah Daihatsu Indonesia Masters dan Blibli Indonesia Open di tahun ini.
"Ini kepercayaan yang sangat membanggakan (Kota Malang), ditunjuk tuan rumah penyelenggaraan. Karena akan ada sekitar 302 pebulu tangkis dari 15 negara yang mengikuti, di antaranya dari Tiongkok, Jepang, Thailand, India, dan masih banyak lagi,” ujar Sutiaji di sela-sela menghadiri konferensi pers dan memberikan kata sambutan pada acara yang digelar di Glass House, Pacific Place, Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (11/9).
1. Bulu tangkis, salah satu kekuatan Indonesia di kancah internasional
Sutiaji berharap penunjukan Kota Malang sebagai tuan rumah YUZU Indonesia Masters menjadi salah satu media untuk makin menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap olahraga bulu tangkis. Ditambah lagi, bulu tangkis merupakan salah satu kekuatan Indonesia di kancah internasional.
Pak Aji, demikian sapaan akrab Wali Kota Malang, menambahkan bahwa event kejuaraan bulu tangkis yang digelar di Kota Malang tersebut jelas akan memberikan multiplier effect, baik dari sisi pariwisata maupun ekonomi.
Di hadapan Ketua Umum PB PBSI, Wiranto, Sutiaji juga menegaskan Malang aman dan nyaman untuk event berskala internasional tersebut. "Kami punya slogan ‘Salam Satu Jiwa’. Artinya, yang ada jiwa yang satu ‘Merah Putih’, yang memiliki Kota Malang senantiasa membangun semangat egaliter, toleran, karena setiap orang darahnya sama, merah. Jadi, tidak ada sikap intoleran di Bhumi Arema. Putih, menggambarkan satu niat tulus bahwa dari Kota Malang kami sumbangkan untuk Indonesia dan juga mendorong prestasi hingga level dunia,” tambah alumnus IAIN Malang tersebut.