TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selain COVID-19, Warga Surabaya Harus Waspadai DBD

Sudah 8 kasus DBD selama Januari 2022

ilustrasi: nyamuk A. aegypti dapat menyebabkan demam berdarah (pixabay.com/mikadago)

Surabaya, IDN Times - Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai harus diwaspadai di Kota Surabaya. Pasalnya, dalam kurun waktu tidak sampai 1 bulan, telah ada 8 kasus DBD. Untuk itu, Pemerintah Kota surabaya kembali menyiagakan fasilitas dan kader-kader kesehatan.

1. DBD mulai menghantui Kota Surabaya

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, saat meninjau pembelajaran tatap muka SMPN di Surabaya. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan, penularan DBD mulai dirasakan warga Kota Surabaya di tengah musim penghujan. Delapan warga yang terjangkit DBD ini pun masih dalam perawatan di rumah sakit. Eri langsung meminta respon cepat dari jajarannya untuk menangani kasus DBD.

"Pertama adalah berkoordinasi dengan seluruh Faskes di Kota Surabaya untuk segera melaporkan kasus demam dengan gejala yang menyerupai DBD. Kedua, berkoordinasi dengan Camat dan Lurah untuk menggerakkan semua elemen masyarakat dalam upaya pemberantasan,” ujarnya, Senin (17/1/2022).

Baca Juga: Kasus DBD di Madiun Melonjak, Bupati: Puncak Penularannya Bulan Ini

2. Kader kesehatan diminta memantau tiap wilayahnya dengan baik

Kunjungan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi ke Creative Lab IDN Times Surabaya, Kamis (13/1/2021). (IDN Times Radiktya Catur)

Eri juga langsung meminta para kader-kader kesehatan yang tersebar di seluruh kelurahan untuk memantau kondisi jentik-jentik nyamuk di pemukiman warga. Pemantauan ini dilakukan secara rutin minimal seminggu sekali di wilayah masing-masing.

"Mereka juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya upaya pencegahan melalui PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan 3M plus (Menutup, Menguras, dan Mengubur),” tuturnya.

Baca Juga: Kasus DBD di Madiun Meningkat, Puncaknya Diperkirakan Maret

Berita Terkini Lainnya