TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Parade 19 September Tak Digelar, Risma Minta Warga Tetap Teladani

Biasanya Parade Merah Putih digelar besar-besaran

Menpora Zainudin Amali, Wakil Ketua PSSI Iwan Budianto, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat tinjau perkembangan Stadion GBT. IDN Times/ Dok istimewa

Surabaya, IDN Times - Momen perobekan bendera merah-putih-biru di Hotel Yamato biasanya selalu diperingati dengan parade budaya tiap tahunnya di Kota Surabaya pada tanggal 19 September. Namun, parade tersebut terpaksa ditiadakan tahun ini karena pandemik. Meski demikian, Risma berharap agar warganya tetap bisa meneladani peristiwa tersebut.

1. Peringatan peristiwa 19 September tidak bisa digelar seperti biasanya

Hotel Majapahit (IDN Times/Reza Iqbal)

Risma menyampaikan bahwa peristiwa sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia oleh arek-arek Suroboyo itu harus selalu dikenang tiap tahunnya. Saat ini di tengah pandemik COVID-19, ia berharap agar warganya tetap mengingat peristiwa tersebut.

"Ya memang kita akan berbeda tapi kita tidak boleh patah semangat bahwa perjuangan yang telah dilakukan oleh pendahulu kita dan pejuang-pejuang harus tetap kita lanjutkan semangatnya," ujarnya di Balai Kota Surabaya, Sabtu (19/9/2020).

Baca Juga: Mengenang Perobekan Bendera Belanda di Hotel Majapahit Surabaya

2. Salah satu nilai yang bisa diteladani adalah pantang menyerah

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat mencoba menaiki mobil Lamborghini di Balai Kota Surabaya, Sabtu (19/9/2020). IDN Times/Fitria Madia

Ia mencontohkan salah satu nilai perjuangan pada peristiwa 19 September yaitu pantang menyerah. Meski pun Belanda memiliki senjata dan mengancam keselamatan nyawa, arek-arek Suroboyo dengan nekat menaiki Hotel Yamato dan merobek bendera merah-putih-biru menjadi bendera merah putih.

"Yang paling penting kita tidak patah semangat. Kita harus percaya di mana ada kemauan pasti ada jalan. Seperti dulu dicontohkan oleh para pejuang di mana mereka gak punya senjata tapi dengan tekat besar kemerdakaan bisa diraih," tuturnya.

3. Pantang menyerah bisa diterapkan di tengah pandemik

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, semangat pantang menyerah ini bisa diaplikasikan di tengah pandemik COVID-19. Meski ekonomi tengah sulit, banyak pemecatan karyawan, usaha sepi, namun Risma meminta warganya agar tetap semangat menghadapi masa ini.

"Kita sebagai arek-arek Suroboyo sebagai pewaris pejuang kita tidak boleh menyerah. Memang sulit sekarang ekonomi tapi bukan berarti kita tidak bisa. Kalau kita tidak patah semangat kita pasti bisa," ungkapnya.

Baca Juga: Haru, Warga Surabaya Peringati Perobekan Bendera di Hotel Yamato

Berita Terkini Lainnya