TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Khofifah Terus Kumpulkan Jurnalis, AJI Surabaya Desak Ubah ke Digital

Informasi tersampaikan tanpa ada nyawa terancam

Gubernur Jawa Timur Khofifah (tengah) saat memberikan keterangan kepada awak media di RSUD Dolopo, Kabupaten Madiun, Sabtu (21/3) sore. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Surabaya, IDN Times - Sejak virus corona merebak, pemerintah pusat sudah menggunakan media sosial untuk melakukan konferensi pers. Hal ini sesuai dengan protokol keamanan peliputan demi mencegah penularan virus corona di kalangan jurnalis dan pihak instansi.

Namun sayangnya, hal ini belum dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Jurnalis masih harus melakukan konferensi pers tatap muka tiap harinya. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya pun mendesak agar Pemprov Jatim beralih ke metode digital demi keamanan bersama.

 

 

 

 

1. AJI Surabaya ingatkan Pemprov Jatim atas protokol keamanan peliputan

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat melakukan konferensi pers. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Desakan AJI Surabaya tertuang dalam siaran pers mereka berjudul "Surat AJI Surbaya Kepada Gubernur Jawa Timur terkait Protokol Keamanan Liputan Covid-19". Surat atas nama Ketua AJI Surabaya, Miftah Faridl itu mengingatkan Khofifah agar tidak mengancam keselamatan bersama di tengah wabah pandemi virus corona.

"Protokol keamanan dalam peliputan Covid-19 ini penting karena jurnalis berada di area kerja dengan risiko yang rentan bahkan tinggi. Aliansi Jurnalis Independen (AJI ) secara nasional, sudah menyosialosasikan protokol keamanan peliput ini ke berbagai lembaga. Bahwa penyampaian informasidari lembaga, organisasi sampai perorangan yang relevan dengan Covid-19 adalah penting. Namun demikian harus ada protokol yang berbeda karena semakin masif penularannya," ujar Faridl dalam siaran pers tersebut, Selasa (24/3).

2. Desak konferensi pers tatap muka diganti dengan metode digital

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (tengah) saat memimpin konferensi pers data terbaru virus corona di Jatim, Minggu malam (22/3). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Perlu diketahui, setiap hari pukul 17.00 WIB Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dijadwalkan menggelar konferensi pers secara tatap muka terkait sebaran virus corona di Jatim. Puluhan jurnalis dari berbagai media pun berkumpul di Gedung Negara Grahadi untuk mendengarkan pemaparan Khofifah terkait kondisi Jatim saat ini. AJI Surabaya mendesak agar Khofifah menghentikan metode konferensi pers serupa.

"Siaran pers tatap muka bisa diganti dengan live streaming, perekaman video, rilis foto dan teks disertai catatan keterangan dan hak cipta sumber yang disiarkan," tuturnya.

3. Harus diberi kesempatan tanya jawab

Gubernur Jawa Timur Khofifah (tengah) saat memberikan keterangan kepada awak media di RSUD Dolopo, Kabupaten Madiun, Sabtu (21/3) sore. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Demi menjamin hak jurnalis untuk mengajukan pertanyaan, AJI Surabaya juga memberikan syarat agar dapat dibukanya sesi pertanyaan bagi para jurnalis. Salah satu cara paling mudah yaitu melalui kolom komentar jika menggunakan metode live streaming.

"Dalam setiap siaran pers dengan cara perekaman video ataupun audio, dimungkinkan para jurnalis bisa mengajukan pertanyaan bebeapa jam sebelum siaran pers dilakukan melaui tim kehumasan atau protokol," imbuhnya.

Baca Juga: Mau Nikah di Tengah Corona? Khofifah: Tunda Resepsinya, Akad Saja!

Berita Terkini Lainnya