TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita COVID-19 di Bangkalan, Kabar Duka Datang Lebih Sering

Warga yang awalnya abai jadi patuh protokol kesehatan

Jalan Raya Arosbaya Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Dok. Istimewa.

Bangkalan, IDN Times - Kabupaten Bangkalan saat ini menjadi satu-satunya zona merah COVID-19 yang ada di Jawa Timur setelah sekian lama hanya didominasi zona oranye dan kuning. Memang, saat ini suasana mencekam tengah menyelimuti Bangkalan seperti yang diceritakan oleh Subaidah (24) seorang perempuan asli Bangkalan.

Baca Juga: Ada Bangkalan, Ini 15 Daerah dengan Kasus COVID-19 Tertinggi

1. Warga sekitar awalnya tak taat protokol kesehatan

Warga melintas di dekat mural bergambar simbol orang berdoa menggunakan masker yang mewakili umat beragama di Indonesia di kawasan Juanda, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (18/6/2020) (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Ida, sapaan akrab Subaidah menuturkan bahwa tetangga sekitarnya di Desa Tengket, Kecamatan Arosbaya tak patuh protokol kesehatan. Jarang ada orang yang mengenakan masker saat keluar rumah bahkan berkerumun. Mereka seolah-olah memiliki keyakinan bahwa COVID-19 sebenarnya tak nyata. Atau, mereka sebenarnya percaya namun merasa cukup sakti untuk menangkalnya.

"Kalau keluar rumah itu jarang ada yang pakai. Mungkin ada yang pakai tapi cuma satu dua saja," ujar Ida, Rabu (16/6/2021).

2. Kini mereka patuh bermasker

Jalan Raya Arosbaya Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Dok. Istimewa.

Namun, keadaan itu sekarang berubah. Kini para tetangga Ida sudah taat protokol kesehatan. Mereka mengenakan masker sebisa mungkin untuk mencegah penularan COVID-19. Tak hanya itu, mereka juga mulai membiasakan diri mencuci tangan dengan teratur.

"Malah sejak lonjakan kasus ini masyarakat lebih aware ke Prokes. Sekarang semuanya memakai masker. Anak kecil tua muda semuanya pakai masker kak. Kalau dulu emang iya, beberapa yg pakai. Cuman skrg rata memakai," tuturnya.

3. Banyak kasus meninggal dunia akibat COVID-19

(Ilustrasi orang meninggal) IDN Times/Mia Amalia

Ida menuturkan, perubahan perilaku ini semenjak banyaknya kasus positif COVID-19. Tak hanya kasus positif, setidaknya ada dua hingga tiga berita duka di kampungnya dalam sehari, saat di awal-awal lonjakan kasus COVID-19. Toa masjid di desanya makin sering menyiarkan berita meninggalnya warga sekitar baik akibat COVID-19 maupun tidak. Suasana lingkungan rumah Ida pun jadi mencekam.

"Minggu lalu, awal lonjakan kasus itu, setiap hari ada berita duka. Sehari juga kadang 2-3 meninggal. Ada karena COVID-19, ada juga karena meninggal biasa di rumahnya,"  ungkapnya.

Baca Juga: Kasus Terus Bertambah, Bangkalan Jadi Zona Merah

Berita Terkini Lainnya