TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BOR di Surabaya Penuh, 124 Dokter Terpapar COVID-19

Ayo patuhi protokol kesehatan ketat guys!

ilustrasi nakes kelelahan setelah memberikan pelayanan pasien positif COVID-19 (IDN Times/Ervan)

Surabaya, IDN Times - Kondisi Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Surabaya penuh. Berbagai rumah sakit sudah tak mampu lagi menampung kedatangan pasien COVID-19 yang masih deras mengalir. Para tenaga kesehatan pun sudah mulai kelelahan dan tak sedikit yang terpapar COVID-19.

1. RS rujukan COVID-19 di Surabaya mayoritas penuh

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meninjau sejumlah Rumah Sakit di Surabaya. Dok. Pemkot Surabaya.

Berdasarkan data Sistem Informasi Rawat Inap (Siranap) Kemenkes RI, belasan rumah sakit rujukan COVID-19 telah penuh. Salah satunya yaitu RSUD Dr Soetomo yang telah penuh meski memiliki kapasitas hingga 367 tempat tidur. Rumah sakit lain termasuk rumah sakit swasta juga penuh seperti RS Premiere, RS Adi Husada Undaan, RS William Booth, dan RSU Siloam juga tak tersisa.

Rumah sakit yang masih tersedia tempat tidur COVID-19 pun bisa dihitung jari. Contohnya RS Islam Surabaya A Yani yang hanya tersisa 8 ruang isolasi tanpa tekanan negatif dari total 101 tempat tidur. Ada pula RS Mitra Keluarga yang masih tersisa 6 tempat tidur.

"Saat ini penuh bahkan sampai ada antrean di IGD. IGD juga hampir penuh. Cuma bisa 1 orang lagi," ujar Kepala Instalasi Humas dan PKRS RS Unair, dr. Brihastami Sawitri, Rabu (30/6/2021).

2. BOR Surabaya tinggi amat membahayakan

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meninjau sejumlah Rumah Sakit di Surabaya. Dok. Pemkot Surabaya.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jatim, dr Dodo Anondo MPh menambahkan bahwa kondisi BOR di Kota Surabaya sudah membahayakan. Kedatangan pasien yang terus menerus membuat rumah sakit tak mampu lagi menampung. Bahkan, bagi Dodo, penambahan kapasitas rumah sakit pun tak bisa membantu kondisi ini.

"Mau ditampung ember sebesar apa pun, kalau kran airnya tidak dimatikan ya akan selalu tumpah. Ini harus diselesaikan di hulu. Penyebaran COVID-19 harus dihentikan," ungkapnya.

3. Pasien banyak ditolak dan nakes kelelahan

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meninjau sejumlah Rumah Sakit di Surabaya. Dok. Pemkot Surabaya.

Akibatnya, jika rumah sakit terus menerus penuh maka banyak pasien yang tak bisa tertangani. Tak hanya itu, para tenaga kesehatan pun akan kelelahan. Alhasil, banyak tenaga kesehatan yang tumbang lantaran terpapar COVID-19.

"Banyak pasien tambah dan tambah terus sehingga nakesnya juga kewalahan akibatnya kelelahan imun kan juga turun jadi ya mudah terpapar dan ketularan," tuturnya.

Baca Juga: Rumah Sakit Penuh! Eri Sebut BOR di Surabaya Sudah 100 Persen

Berita Terkini Lainnya