TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

15 Ribu Anak Surabaya Stunting, Pemkot Turunkan Satgas ke Kelurahan

Risma minta gizi ibu hamil diperhatikan

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (tengah) dalam kampanye pencegahan anak stunting di Surabaya, Rabu (18/12). IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota Surabaya berupaya menekan angka anak stunting di Kota Surabaya melalui Kampanye Percepatan Pencegahan Anak Kerdil. Mereka akan menurunkan Satuan Tugas (Satgas) Stunting di kelurahan-kelurahan.

1. Risma minta gizi ibu hamil diperhatikan agar anak tidak stunting

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (tengah) dalam kampanye pencegahan anak stunting di Surabaya, Rabu (18/12). IDN Times/Fitria Madia

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dalam sambutannya menjelaskan bahwa anak stunting atau kerdil bukan disebabkan oleh faktor genetik, melainkan dari faktor gizi selama di dalam kandungan dan masa-sama awal pertumbuhan. Oleh karena itu, gizi ibu hamil harus diperhatikan dengan seksama agar tidak ada lagi kelahitan anak stunting di Surabaya.

"Jadi kita ada makanan tambahan, ada Permakanan yang kita berikan untuk ibu-ibu hamil, tua dan miskin. Cuma sekarang ini ada gerakan sehingga bersama sama saling mengawasi," jelas Risma di Balai Pemuda, Rabu (18/12).

2. Digalakkan fungsi Satgas Stunting

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (tengah) dalam kampanye pencegahan anak stunting di Surabaya, Rabu (18/12). IDN Times/Fitria Madia

Salah satu upaya Pemkot Surabaya untuk menekan angka stunting adalah dengan menggalakkan fungsi Satgas Stunting. Risma berharap dengan adanya Satgas ini, para pasangan yang akan dan baru saja memiliki bayi menjadi peka terhadap stunting.

"Orangtua harus peduli gizi. Misalkan gini, kalau memang TV itu bukan kebutuhan utama, istrinya hamil ya yang didhulukan istrinya. Jadi ini adalah gerakan bersama," tuturnya.

3. Anak stunting di Surabaya sebanyak 15 ribu

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita saat ditemui di kampanye pencegahan anak stunting, Rabu (18/12). IDN Times/Fitria Madia

Ditemui di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan bahwa jumlah anak stunting di Kota Surabaya mencapai angka 8,9 persen dari total populasi anak. Jumlah tersebut berkisar pada angka 16.000 anak pada tahun 2018.

"Di tahun 2019 angkanya turun jadi 15.000 anak. Kita berharapnya di 2020 bisa turun hingga separuhnya. Kalau bisa zero, ya," ungkapnya.

4. Pendampingan dimulai sejak calon ibu belum hamil

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (tengah) dalam kampanye pencegahan anak stunting di Surabaya, Rabu (18/12). IDN Times/Fitria Madia

Fenny, sapaan akrab Febria, menjelaskan bahwa Satgas Stunting nantinya akan bertugas mendampingi para calon ibu, bahkan sebelum mereka resmi menikah. Pendampingan ini dilakukan sesuai dengan gerakan pendampingan gizi 1000 HPK (hari pertama kehamilan).

"Pendampingan akan terus dilakukan hingga hamil, memberi ASI, sampai anaknya berusia 2 tahun. Tapi tadi Bu Wali mintanya sampai 3 tahun," jelasnya.

Pendampingan yang dilakukan berupa pemberian permakanan, makanan pelengkap gizi, hingga vitamin-vitamin. Setiap detail perkembangan anak akan diamati agar pencegahan stunting dapat dilakukan dengan maksimal.

Baca Juga: 7 Hal yang Pelu Diperhatikan agar Anak Terhindar dari Bahaya Stunting

Berita Terkini Lainnya