Bupati Trenggalek Minta Maaf pada Keluarga Almarhum Korban DBD
Keluarga menyesalkan lambannya pelayanan RSUD
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Trenggalek, IDN Times- Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin melayat ke rumah Berlian Nur Aini Latifah, yang merupakan korban meninggal dunia akibat Demam Berdarah (DB), Jumat (14/02). Korban yang merupakan siswi kelas IX SMP di Trenggalek ini, meninggal pada Minggu (09/02) lalu setelah sempat mendapatkan perawatan di RSUD Dr Soedomo Trenggalek. Hingga saat ini terdapat dua korban meninggal dunia, karena penyakit DB.
1. Keluarga pasien mendapatkan sejumlah perlakuan tidak mengenakkan
Di hadapan Mas Ipin, panggilan akrab Arifin, ibu korban Triana Estinengrum tak mampu menyembunyikan tangis. Ia mengaku jengkel saat mengantar putrinya berobat ke RSUD Dr Soedomo. Sejumlah perlakuan tak mengenakkan yang dialami oleh keluarga korban, diceritakan seluruhnya ke orang nomor satu di Trenggalek ini. Bahkan Triana menyebutkan kelambangan penanganan medis membuat nyawa putrinya tak tertolong. “Dibilang marah pasti, tapi saya harus ikhlas agar anak saya tenang di alam sana,” ujarnya, Jumat (14/02), seperti dikutip dari rilis Humas Pemkab Trenggalek.
Korban, kata Esti, masuk UGD pada hari Kamis (06/02) sekitar jam 10.00 WIB. Saat itu pihak keluarga dijanjikan akan mendapatkan kamar sebelum pukul 14.00 WIB. Namun, hingga sore hari korban masih dirawat di UGD, dan belum mendapatkan kamar. Saat ditagih, pihak rumah sakit justru menanyakan status pasien apakah menggunakan BPJS Kesehatan atau merupakan pasien umum. Pihaknya kemudian menjelaskan bahwa korban pasien umum. "Setelah itu petugas rumah sakit malah berkata ya kalau tahu pasien umum segera saya carikan kamar," tuturnya.
Tak hanya itu, setelah mendapatkan kamar, mereka juga masih mendapatkan perlakuan tak mengenakkan. Saat itu sekitar pukul 03.00 WIB, mereka membangunkan petugas jaga karena infus yang digunakan korban sudah habis.
Namun petugas justru memberikan komentar yang terkesan menyepelekan. “Sekitar pukul setengah 03.00 WIB , saya membangunkan petugas yang ada di sana. Sebab, infus anak saya habis. Petugas bilang, ‘oalah, saya kira kenapa,” imbuhnya.
Baca Juga: Trenggalek Innovation Festival 2019, Bangkitkan Gairah Inovasi Daerah
Baca Juga: Trenggalek, Salah Satu Surga Pantai di Jatim yang Dipimpin Bupati Muda