TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Di Balik Penggagas "Halal Bihalal", Bupati Anas Paparkan Sebuah Kisah

Doakan Presiden Sukarno & KH Abdul Wahab Chasbullah

IDN Times/Beautiful Banyuwangi

Banyuwangi, IDN Times - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menggelar halal bihalal bersama jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN), Selasa (11/6/2019). Dalam momen tersebut, Bupati Anas mengajak seluruh ASN mendoakan Presiden Sukarno dan KH Abdul Wahab Chasbullah yang berperan membumikan tradisi halal bihalal tersebut.

Kepada jajarannya, selain meminta maaf Anas juga menceritakan sejarah tradisi halal bihalal usai merayakan Idulfitri yang berkembang di Indonesia.

1. Bupati Anas menceritakan awal dari penggagas halal bihalal adalah KH Abdul Wahab Chasbullah

IDN Times/Beautiful Banyuwangi

Penggagas istilah "halal bihalal" adalah salah seorang pendiri NU, yaitu KH Abdul Wahab Chasbullah. Di awali pada 1948, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa. Para elite politik bersilang pendapat, enggan duduk dalam satu forum untuk mencari solusi terbaik bagi bangsa. Pemberontakan juga terjadi di sejumlah daerah.

“Di pertengahan Ramadan 1948, Bung Karno meminta pendapat dan saran KH Wahab Chasbullah untuk mengatasi kebuntuan situasi politik Indonesia saat itu. Kemudian Kiai Wahab memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahim,” jelas Anas. 

Anas lalu mencontohkan percakapan KH Wahab.

"Para elite politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan, dan itu dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturahmi dipakai istilah halal bihalal,” tutur Anas.

Dari saran Kiai Wahab itulah, lanjut Anas, kemudian Bung Karno pada Hari Raya Idulfitri saat itu mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara menghadiri silaturahmi yang diberi judul 'Halal bihalal'. Sejak saat itulah, seluruh instansi pemerintah menyelenggarakan Halal bihalal yang kemudian diikuti juga oleh warga masyarakat secara luas. Jadilah itu sebagai kegiatan rutin dan budaya Indonesia saat merayakan Hari Raya Idulfitri sampai sekarang.

“Untuk itu, Idulfitri ini harus kita jadikan pula momen untuk untuk saling memperkuat ikatan kekeluargaan bangsa Indonesia. Kita harus bersatu membangun daerah dan bangsa ini, saling memaafkan saudaranya. Sekaligus, mari kita doakan Presiden Sukarno dan KH Wahab Chasbullah yang berperan penting dalam tradisi saling memaafkan umat ini. Alfatihah,” ajak Anas mengajak seluruh yang hadir membacakan surat Alfatihah untuk Bung Karno dan KH Wahab Chasbullah.

Berita Terkini Lainnya