TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ponpes Digeledah Densus 88, Ini Tanggapan PWNU Jatim

Wih gimana ya?

xx

Surabaya, IDN Times - Bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar dan penyelundup dengan senapan api (senpi) di Mabes Polri menegaskan bahwa terorisme masih ada di Indonesia. Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pun kian getol menggelar penggerebekan.

Bahkan, satuan khusus itu menggeledah Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnul Qoyyim Dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Katib Suriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim), KH Safrudin Syarif berkomentar.

1. Penggeledahan Ponpes pasti ada dasarnya

Ilustrasi Bom (Teroris) (IDN Times/Mardya Shakti)

Kiai Safrudin mengintakan bahwa teroris adalah musuh bersama. Sehingga, apa yang dilakukan Tim Densus 88 Antiteror Polri, sah-sah saja termasuk menggeledah ponpes. Menurutnya, penggeledahan itu pasti ada dasarnya. Polisi juga membutuhkan beberapa hal yang dirasa perlu dilakukan.

"Kalau memang Densus 88 melacak ada salah satu pesantren yang kemungkinan di situ ada ajarannya yang menyebabkan terorisme tumbuh subur, maka itu menjadi satu hal yang memang harus dilakukan Densus 88 untuk menggeledah, termasuk ke pesantren," ujarnya, Minggu (4/4/2021).

Baca Juga: Terduga Teroris Ditangkap di Nganjuk dan Tulungagung, Jaringan JAD

2. Ia menyebut ada juga Ponpes yang mengembangkan ajaran ekstrimis

Ilustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Kiai Safrudin mengungkapkan beberapa fakta ponpes yang ada di Indonesia. Menurut dia, saat ini jumlah Ponpes yang berdiri dengan beragam ideologi. Tak jarang ideologi mereka dekat dengan radikalisme.

"Misalnya saja yang sudah terang-terangan dulu pondoknya Abu Bakar Ba'asyir. Sampai mengeluarkan buku bahwa pemerintah Indonesia adalah thogut, polisinya thogut. Tentu ajaran ini menyebabkan santrinya menjadi radikal. Tidak ada toleransi sama sekali," ungkapnya.

Baca Juga: LaporCovid: Ponpes Belajar Tatap Muka Meski Santri Hilang Penciuman  

Berita Terkini Lainnya