TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PGRI Jatim: Belajar di Rumah Harus Ada Pemantauan Khusus

Masih ada kurikulum yang belum maksimal

Belajar dari rumah (Dok. IDN Times Sumut/Istimewa)

Surabaya, IDN Times - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Timur (Jatim) menilai kebijakan belajar di rumah adalah langkah yang tepat diambil oleh pemerintah. Sebab, hingga saat ini kasus COVID-19 belum menunjukkan tren penurunan. Terlebih di Jatim, kini bertengger pada peringkat kedua terbanyak nasional.

1. Perlu ada pengawasan ketat dari pemerintah

Xandra_Iryna dari Pixabay" target="_blank">Pixabay/Xandra_Iryna

Meski mendukung kebijakan belajar di rumah, PGRI tetap memberikan catatan agar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) antara guru dengan siswa berjalan secara efektif. Maka, perlunya pengawas dalam proses pelaksanaannya. Sehingga bisa dievaluasi bersama.

"Intinya ndak apa (belajar di rumah) kita dukung, dengan catatan ada monitoring dari pemerintah dan dinas pendidikan," ujar Ketua PGRI Jatim, Ichwan Sumadi kepada IDN Times, Selasa (2/6).

2. Masih ada kurikulum yang belum maksimal

Belajar dari rumah (Dok. IDN Times Sumut/Istimewa)

Selama ini, lanjut Ichwan, guru telah melaksanakan tugasnya yaitu membimbing dan memberi pengajaran kepada siswa melalui alat komunikasi yang tersedia. "Memang (pengajaran dari rumah) belum bisa menjangkau semua (kurikulu), paling tidak sebgian besar bisa dilaksanakan," katanya

"Pasti sulit, (maka) dibutuhkan adanya satu petugas yang membimbing tertentu dari dinas pendidikan yang memonitor," dia menambahkan.

Baca Juga: Belajar dari Rumah, Guru SD Ini Siasati Bikin Kelas Lewat TikTok

3. Semester baru harus ada peningkatan kualitas belajar di rumah

Siswi di Tenggarong mengumpulkan hasil belajar dari rumah mengenai energi melalui aplikasi WA (Dok.Tanoto Foundation)

Untuk itu, perbaikan pada KBM masih harus terus dilakukan. Maklum, pada proses sebelumnya, peralihan belajar di rumah terjadi di tengah semester. Sehingga menjadi penting pada semester baru nanti ada peningkatan kualitas pengajaran.

"Jadi yang lalu, karena ini (peralihan) di tengah semester ada hambatan. Tapi semester baru misalnya SD kelas 1, kelas 7, kelas 10 agak sukit tapi bagaimanapun bisa diatasi dengan cara itu".

"Pendaftaran para murid itu diberi tahu (wali muridnya) nanti ada sistem belajar di rumah yang dimonitor sekolah," ucap Ichwan.

Baca Juga: Belajar dari Rumah, Kisah Ermawati dan Siswanya di Lereng Semeru

Berita Terkini Lainnya