TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasar Hewan Ditutup, Pedagang Jualan Sapi Pakai Medsos  

Berikan perawatan ekstra untuk jaga kesehatan sapi

Ilustrasi hewan ternak (IDN Times/dokumen pribadi)

Malang, IDN Times - Penutupan pasar hewan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Malang berdampak pada pedagang. Pemerintah Kabupaten Malang memang mengambil kebijakan menutup pasar hewan akibat wabah penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Lantaran hal tersebut, pedagang harus mencari alternatif lain untuk bisa menjual hewan ternak mereka.

Baca Juga: Cegah Wabah PMK, Pasar Hewan Malang Ditutup Sementara 

1. Beralih manfaatkan media sosial

Ilustrasi ternak sapi yang akan dipotong. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Andi Irfan, salah seorang pedagang hewan ternak di Pasar Hewan Dengkol, Singosari menjelaskan bahwa dirinya mulai mencari cara lain untuk bisa tetap menjual hewan ternak. Dirinya kini mulai memanfaatkan media sosial seperti Facebook untuk memasarkan hewan ternak mereka. Karena memang pasar hewan masih ditutup sebagai antisipasi penyebaran PMK pada ternak terutama sapi. 

"Sekarang saya beralih pakai media online untuk berjualan ternak. Tidak hanya sapi tapi juga untuk ternak kambing," urainya Selasa (17/5/2022). 

2. Berjualan via medsos tidak mudah

Ilustrasi Peternakan Sapi Perah (IDN Times/Shemi)

Lebih jauh, Andi menambahkan bahwa berjualan di media sosial nyatanya tak semudah yang dibayangkan. Pasalnya dirinya dan keluarga sudah terbiasa berjualan langsung secara offline. Maka ketika beralih ke online, ia mengakui perlu adaptasi. Terutama terkait negosiasi harga. Karena ketika jualan offline dirinya bisa langsung bernegosiasi dengan pembeli. Sementara ketika online, negosiasi dilakukan jarak jauh. 

"Paling banyak itu menanyakan kondisi fisik hewan ternak. Mulai dari tingginya, panjang sapi hingga kondisi badannya seperti apa," tambahnya. 

3. Pembeli khawatir kesehatan ternak

Ilustrasi Peternakan Sapi Perah (IDN Times/Shemi)

Meski sudah mulai bisa berjualan melalui media sosial, Andi mengakui bahwa tak sedikit yang khawatir. Terlebih resikonya saat ternak terinfeksi PMK adalah kematian. Hal itu agaknya memberikan kesulitan tersendiri bagi dirinya untuk bisa menjual ternak seperti biasa. 

"Resikonya memang sangat besar. Karena sapu sewaktu-waktu bisa mati saat terpapar PMK. Tentu ini bisa merugikan," katanya. 

Baca Juga: Mewabah, Puluhan Sapi di Magetan Positif PMK

Berita Terkini Lainnya