TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nasib Guru Honorer Belum Jelas, Ini Langkah Kubu Jokowi-Ma'ruf

Apa yang akan dilakukan Jokowi-Ma'ruf?

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Jakarta, IDN Times - Belum jelasnya nasib guru honorer Kategori 2 (K2), membuat para guru honorer bertanya-tanya tentang masa depan mereka. Bahkan tidak sedikit yang mengeluh agar pemerintah juga bisa memprioritaskan guru honorer pada program mereka.

Sebagai kubu petahana, kira-kira apa yang akan dilakukan oleh pasangan nomor urut 01, Joko 'Jokowi' Widodo-Ma'ruf Amin untuk guru honorer?

Baca Juga: Kebijakan soal Guru Honorer Prabowo-Sandi Tak Berbeda dari Saat Ini?

Baca Juga: Duh Sedihnya, Gaji Guru Honorer di Garut Hanya Rp200 Ribu Sebulan

1. Di 2019, Koalisi Jokowi-Ma'ruf akan prioritaskan perbaikan rekrutmen ASN

ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN), Irma Suryani Chaniago, mengatakan bahwa terkait dengan program guru honorer, TKN akan mencarikan solusi untuk dimasukkan ke dalam program. Salah satu solusi yang akan diprioritaskan oleh pasangan Jokowi-Ma'ruf adalah memperbaiki sistem rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Keseimbangan disiplin ilmu pengajar juga akan jadi fokus antara pendidik yang memiliki skill exacta dan yang sosial, karena banyak juga yang hanya admin dan BP," kata Irma saat dihubungi IDN Times, Jumat (9/11).

2. Koalisi Indonesia Kerja dorong revisi UU ASN

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Sementara, Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding menyampaikan bahwa Koalisi Indonesia Kerja (KIK) sedang mendorong revisi UU ASN agar lebih komprehensif dalam perekrutan pegawai ASN.

"Sampai pada pembinaan karir, pemberdayaan, kesejahteraan, jadi kita harus buat ASN semakin komprehensif, yang ujung-ujungnya membuat ASN ini memiliki kapasitas, skill, kesejahteraan yang baik, dan memiliki tingkat sistem rekruting yang baik," kata Karding kepada IDN Times, Jumat (9/11).

Baca Juga: Soal Guru Honorer, Ma’ruf Nilai Perlu Langkah Baru

Baca Juga: Soal Guru Honorer, Ma’ruf Nilai Perlu Langkah Baru

Berita Terkini Lainnya