Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Pergerakan anak gunung Anak Krakatau terus berlanjut. Setelah memicu tsunami Sabtu lalu, suara dentuman juga masih terus terdengar. Bahkan, gemuruhnya terdengar hingga ke Lampung. Suara tersebut terus terdengar sejak Selasa hingga Rabu (26/12) dini hari. Tak ayal, kejadian itu membuat cemas warga yang mendengarnya secara langsung.
Dikutip dari Antara, sejumlah warga yang berada di wilayah Pulau Sabesi, salah satu gugusan pulau di Selat Sunda yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau, mendengar suara tersebut.
Yayat Sudrajat misalnya. Dia mengungkapkan, mendengar suara gemuruh dan dentuman saat memasuki tengah malam, tapi tak merasakan sedikit pun getaran gempa.
Baca Juga: BMKG Prediksi Longsor Masih Bayangi Gunung Anak Krakatau
1. Warga melihat ada kilatan cahaya dan suara gemuruh
Sementara warga lainnya, Ruli, mengaku melihat kilatan cahaya dan suara gemuruh sepanjang malam. Suara itu diperkirakan dari arah Gunung Anak Krakatau.
Tentunya hal itu membuat warga bertanya-tanya mengenai suara misterius tersebut. Sebagian warga beranggapan bunyi itu adalah suara ombak. Tapi tak sedikit yang ragu karena biasanya suara ombak tak sekeras itu.
2. Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau pertanyakan suara dentuman yang sampai ke Mesuji
Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, Andi Suardi, melalui sarana media sosial infocuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung menuturkan, suara dentuman itu sampai Rabu dini hari memang terdengar.
Tapi, kata Andi, dia masih sedikit mempertanyakan apakah suara itu sampai terdengar ke Mesuji, Lampung. Sebab di Kalianda yang notabene adalah ibu kota Lampung Selatan, suara itu tak terdengar.
Namun demikian, beberapa warga tetap mengharapkan pihak berwenang bisa menjelaskan hal itu, sehingga tidak menimbulkan isu-isu lain yang membuat masyarakat menjadi lebih cemas. Maklum, usai kejadian tsunami di Banten dan Lampung, masyarakat jadi takut jika mendengar isu-isu yang berkaitan dengan bencana.
3. Tak ada awan Cumulonimbus di wilayah lain selain Anak Gunung Krakatau
ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat/pras. BMKG sendiri sudah melakukan klarifikasi secara tertulis terkait suara misterius yang terdengar di beberapa wilayah Lampung. Dalam keterangannya, BMKG tak mendeteksi adanya awan Cumulonimbus yang signifikan di wilayah Lampung, selain di Gunung Anak Krakatau saat ini.
Sedangkan, aktivitas kilatan petir Gunung Anak Krakatau sendiri memang terjadi di ketinggian mencapai lebih dari 10 km, hal itu bisa dilihat dengan jelas dari arah kantor BMKG Lampung di Bandara Radin Inten II Branti, Lampung Selatan.
4. BMKG dan PVMBG minta masyarakat tetap waspada
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga Terkait hal ini, BMKG Lampung bersama Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM meminta masyarakat tetap waspada dan menghindari lokasi pesisir, setidaknya minimal satu kilometer dari bibir pantai terdekat.
Hal itu setelah kedua lembaga tersebut melakukan pemantauan kondisi aktivitas Gunung Anak Krakatau, serta mempertimbangkan kondisi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi karena itu sewaktu-waktu bisa mengakibatkan longsor tebing kawah Gunung ke laut, dan berpotensi memicu gelombang tsunami.
Baca Juga: Rekam Jejak Gunung Anak Krakatau Hingga Picu Tsunami Banten