Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Surabaya, IDN times - Jabatan sebagai seorang Menteri Luar Negeri tidak membuat Retno Marsudi sungkan duduk lesehan di hadapan ratusan orang. Ia duduk di hadapan para mahasiswa yang juga lesehan.
"Biar sama-sama lesehan," ujar Retno saat menjadi pembicara di acara Diplomacy Festival, Universitas Airlangga, Sabtu (24/11).
Baca Juga: Soal Pesan Pendek Menlu Retno yang Bocor, Indonesia Sindir Australia
1. Retno ingin menghapus gap masyarakat dan diplomat
Dalam kegiatan tersebut, Retno berusaha menghapus jarak antara masyarakat umum dengan para diplomat. Pasalnya, Retno masih merasa masyarakat menganggap diplomat berada jauh di atas awang-awang.
"Biasanya kalau orang bicara soal masalah politik luar negeri tampak kayak ada gep antara apa yang dipahami masyarakat dengan apa yang kami kerjakan. Dan masyarakat tidak tahu apa yang dikerjakan diplomat," ujarnya.
2. Ia ingin mahasiswa paham betul terkait diplomasi
Dalam kegiatan tersebut, sekitar 700 orang yang menjadi peserta sebagain besar adalah mahasiswa. Retno pun menyasar mahasiswa sebagai penerus bangsa untuk mengerti tentang diplomasi secara nyata di depan mata.
"Mendekatkan diplomasi yang untuk sebagian orang itu mengawang-awang menjadi lebih dekat dengan masyarakat. Masyarakat terutama mahasiswa paham apa yang dilakukan oleh kami," terangnya.
3. Retno akrab dengan para millennials
Retno pun terlihat akrab dengan para peserta yang mayoritas merupakan millennials ini. Ia menjawab berbagai macam pertanyaan seputar diplomasi dengan gaya santainya.
"Jadi sekarang banyak hoaks di mana-mana. Jadi anak muda sebagai calon penerus terdepan Indonesia, yang akan menentukan Indonesia mau dibawa ke mana, jangan sampai termakan apalagi menyebarlan hoaks," ujarnya ketika membicarakan diplomasi dan dunia digital.
4. Salah satu fokus pembicaraan adalah Palestina
Salah satu fokus utama yang dibicarakan Retno adalah polemik Palestina. Ia pun menanamkan semangat perjuangan untuk membela Palestina kepada para calon diplomat masa depan tersebut.
"Masalah Palestina adalah masalah ketidakadilan yang terus-menerus terjadi. Ini adalah masalah kemanusiaan. Masalah Palestina, yang tidak kalah penting adalah kami bicara mengenai penghormatan terhadap hukum internasional dan resolusi dewan keamanan PBB. Kami harus berpihak dan mendukung Palestina. Tidak ada pilihan lain," pesannya.
Baca Juga: Bertemu Menlu Saudi, Retno Bahas Ganti Rugi Bagi Korban Jatuhnya Crane