TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Nadhif, Bocah Difabel di Banyuwangi Hafidz Alquran

Nadhif hanya butuh waktu 8 bulan untuk hafal Al-Qur'an

Ahmad Nadhif, ketiga dari kanan saat ditemui Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. IDN Times/Istimewa

Banyuwangi, IDN Times - Keterbatasan fisik tidak membuat Ahmad Nadhif putus asa. Keterbatasan fisik dan gangguan pada pendengarannya, justru membuat anak usia 8 tahun ini menunjukkan kemampuannya.

Ia sudah hafal Al-Qur'an sejak berusia tujuh tahun lebih dua bulan. Padahal, Nadhif baru memulai menghafal Alquran saat ia berusia 6,5 tahun di Pondok Pesantren Tahfidz Sunan Kalijogo, Kecamatan Tegaldlimo.

"Menghafalkan Al-Qur'an sejak berusia 6,5 tahun. Hampir setiap hari bisa menghafalkan beberapa lembar ayat-ayat suci Al-Qur'an," kata Ayah Nadhif, Kiai Muhammad Thohir, Rabu (20/4/2022).

Baca Juga: Pengin Mudik Gratis dari Bali ke Banyuwangi? Ini Syaratnya

1. Hafal Al-Qur'an kurang dari setahun

Ahmad Nadhif, saat ditemui Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. IDN Times/Istimewa

Thohir memang seorang pengasuh dan Kiai di Pondok Pesantren Tahfidz Sunan Kalijogo. Dibesarkan di lingkungan para penghafal Al-Qur'an, membuat Nadhif mendapat dukungan penuh.

Tidak heran, dalam waktu kurang dari satu tahun, ia sudah bisa menghafal Al-Qur'an. Thohir mengatakan, anaknya sudah dinyatakan hafal Al-Qur'an saat usia 7 tahun lebih 2 bulan. Bila ia mulai menghafalkan Al-Qur'an sejak usia 6,5 tahun, berarti ia sudah hafal dalam waktu 8 bulan saja.

"Sudah hafal Al-Qur'an sejak berusia tujuh tahun lebih dua bulan. Dihafalkan dalam rentang waktu tak genap satu tahun," jelasnya.

2. Jadi sorotan

Ilustrasi Alquran (IDN Times/Umi Kalsum)

Saat ini, kecerdasan Nadhif dalam menghafal Al-Qur'an juga menjadi sorotan, setelah tampil dalam ajang lomba tahfidz di salah satu stasiun televisi di Indonesia di Bulan Ramadan ini.

Saat hafalan, Thohir menerapkan pola belajar yang menyenangkan kepada anaknya. Setiap hari Nadhif diajak hafalan dengan membaca ayat suci Al-Qur'an secara bersama-sama. Kemudian, ayat-ayat yang sudah berhasil dihafalkan akan disetorkan ke ayahnya.

"Kami menerapkan pola hafalan secara klasikal. Membacanya bersama-sama dan kemudian setoran satu per satu," jelasnya.

Baca Juga: 5 Ide Camilan Khas Banyuwangi untuk Menemani Buka Hari Ini

Berita Terkini Lainnya