TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Is Yuniarto, Bikin Budaya Indonesia Mendunia Lewat Komik

#MillennialsInspiratif Komikus juga bisa jadi profesi keren

Instagram.com/is.yuniarto

#MillennialsInspiratif merupakan rubrik khusus yang mengangkat sosok millennials berpengaruh di Jawa Timur. Mereka mendapatkan pengakuan publik lewat buah pikir dan karya. Lewat rubrik ini kami ingin mengabarkan bahwa generasi ini tak sekadar ada, tapi juga berkarya dan memberi makna.

Surabaya, IDN Times - Is Yuniarto tak menyangka kegemaran masa kecilnya mengoleksi serta membuat komik akan berlanjut hingga kini. Bahkan, hobinya tersebut saat ini menjadi jalan hidupnya. "Sejak SD sih suka baca berbagai macam komik. Mulai dari karya Kosasih, wayang Mahabarata, sampe yang dari luar seperti Tintin dan Doraemon," katanya saat berbincang dengan IDN Times, Rabu (15/5).

Sadar bahwa hobinya perlu dikembangkan, ia pun memilih jurusan Desain Komunikasi Visual saat berkuliah di Universitas Petra Surabaya. "Saya lulus tahun 2003, setelah lulus itulah saya mulai membuat komik secara profesional," kata pria Surabaya tersebut.

1. Komik pertamanya langsung diganjar penghargaan

Instagram.com/is.yuniarto

Komik pertama yang ia terbitkan berjudul "Wind Rider" pada tahun 2005. Tak main-main karya pertamanya dilirik langsung dilirik oleh Elexmedia, dan dicetak sebanyak 17 ribu eksemplar. Jumlah 17 ribu eksemplar tergolong luar biasa. Maklum, kala itu belum banyak komik dalam negeri yang mendapat perhatian para pembaca. “Wind Rider” bahkan masuk dalam 3 nominasi Komikasia Award 2005 di kategori: Best Cover, Best Character, Best Comic.

"Saat itu masih susah memperkenalkan komik dalam negeri. Komik Indonesia masih diremehkan, penerbit juga masih sedikit. Satu-satunya cara promo adalah membuat event melalui kerjasama dengan toko buku. Tapi tentu saja biayanya gak sedikit."

Dua tahun bekerjasama dengan penerbitan ternama, pria kelahiran 22 Juni 1981 itu kemudian mulai menempuh jalur "indie". Menggandeng teman SMA, Is menerbitkan karya keduanya berjudul "Knights of Apocalypse". Komik tersebut pun kembali mendapat sambutan positif dari pembaca. Tiga judul dan tiga seri mampu ia terbitkan hingga tahun 2009.

2. Terbitkan komik fenomenal Garudayana

Instagram.com/is.yuniarto

Tahun 2009 merupakan salah satu tahapan penting dalam perjalanan karir Is sebagai artist. Ia menerbitkan sebuah komik berjudul Garudayana. "Waktu itu ada penerbit besar yang buka lini baru untuk komik lokal. Komik saya dan tujuh komik lainnya terpilih untuk diterbitkan,' ujarnya. Mengangkat tema perwayangan, Garudayana membuat nama Is melejit di jajaran artist dalam negeri. Komik ini juga berhasil mendapatkan ''Lollipop Award'' 2010 kategori Komik Indonesia Favorit pilihan pembaca XY Kids

Garudayana, lanjut Is, menarik karena menjadikan kisah Mahabarata menjadi inspirasi utama dalam plot dan karakternya. "Dulu komik serupa sempat ada sekitar tahun 1960an. Setelah 40 tahun hilang, saya coba menghidupkannya lagi."

Meski sudah 10 tahun, komik Garudayana tetap bertahan hingga kini. Bedanya, Is kini mengemasnya dalam versi digital di ciayo.co/garudayana. Menurutnya, keberadaan komik digital juga semakin mempermudah para komikus untuk mengenalkan karya mereka.

3. Ingin mensejajarkan wayang dengan pop culture lain

Instagram.com/is.yuniarto

Bukan tanpa alasan, Is menyelipkan unsur Indonesia dalam setiap karyanya. Selain memang menggemari karakter pewayangan sejak kecil, ada misi besar yang diusungnya. "Ingin budaya Indonesia lebih dikenal lagi dan berdiri sejajar dengan hiburan pop culture lain. Seperti wayang, dulu sering dianggap kuno. Tapi kalau dibuat komik ala manga gitu kan bisa jadi keren," ujarnya.

Misinya memperkenalkan budaya Indonesia melalui komik tak berhenti di Garudayana. Saat ini, Is yang menjabat sebagai General Manager sebuah studio komik bernama BumiLangit. Di sana Is bertugas kembali menghidupkan dan memperkenalkan kembali komik-komik lawas berkarakter superhero Indonesia. Salah superhero yang saat ini sedang kembali dipromosikan adalah karakter Gundala. Bahkan, Agustus mendatang, film Gundala akan dirilis di layar lebar.

Baca juga: FYI: Superhero Lokal, Anak Tiri di Negeri Sendiri

4. Karya Is diminati hingga luar negeri

Instagram.com/is.yuniarto

Apa yang diusahakan Is dengan para artist lainnya perlahan mulai membuahkan hasil. Komik-komik dengan karakter dan plot Indonesia kini tak hanya mendapat tempat di hati pembaca dalam negeri. Bahkan, beberapa karyanya seperti Garudayana juga telah dialihbahasakan dan diterbitkan di Jepang. "Ini bukti bahwa karya anak negeri sudah diakui di luar," katanya.

Selain Garudayana, saat ini Is juga sedang mengerjakan serial komik Grand Legend Ramayana yang juga diterbitkan dalam bahasa Jepang oleh penerbit Digital Catapult Japan.

Pada tahun 2017, desain Gatotkaca Garudayana karya Is bahkan masuk dalam jajaran playable hero dalam  game fenomenal ‘Mobile Legends’ yang memiliki jutaan pemain di seluruh dunia.

5. Sempat diberi kesempatan mendesain Avengers versi wayang

Instagram.com/is.yuniarto

Is sendiri pada tahun 2012 terpilih sebagai perwakilan Indonesia dalam ajang pameran komik Internasional di Erlangen Jerman. Ia juga menjadi bagian dalam kontingen Indonesia di Frankfurt International Bookfair 2015.

Is juga mendapat kesempatan bekerjasama dengan Disney untuk membuat desain wayang kulit tokoh-tokoh Marvel Avengers dan memberikannya langsung sebagai cindera mata perwakilan Indonesia kepada sutradara dan aktor-aktor Avengers pada saat event launching film Avengers Infinity War pada tahun 2018 di Marina Bay Sand Singapura.

Selain dirinya, Is mengatakan bahwa beberapa artist asal Indonesia juga sudah dipercaya menggarap proyek di DC dan Marvel. "Contohnya misalnya teman saya di BumiLangit, Iwan Nazhif," ujar Is.

Baca Juga: 5 Film Superhero Marvel Ini Batal Diproduksi, Sayang Banget!

Berita Terkini Lainnya