Patjarmerah Plat L, Festival Literasi Singgah di Surabaya
Puluhan ribu buku siap memanjakan pecinta buku
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Telah digelar sejak 2019, patjarmerah akhirnya singgah di Surabaya pada 29 Oktober - 6 November 2022. Festival literasi yang menyandarkan diri pada semangat gotong royong ini digelar di Xperia Collaborative Space, AJBS, Surabaya.
Baca Juga: 5 Istilah yang Sering Dipakai Pembaca Buku, Tahu Kepanjangan DNF?
1. Patjarmerah keliling Nusantara menyapa pecinta buku
Patjarmerah telah berkeliling di tiga kota, Yogyakarta, Malang, dan Semarang selama 2019 dan terbilang sukses. Festival literasi dan pasar buku ini berhasil menyedot perhatian berbagai kalangan pecinta buku. Tercatat di setiap kota, patjarmerah dikunjungi sekitar 30.000 orang.
Di Surabaya, patjarmerah juga diisi oleh berbagai aktivitas seru literasi. Sebagaimana yang sudah dikenal dari tiga festival sebelumnya, selain pasar buku, lokakarya patjar, obrolan patjar, layar patjar, dan panggung patjar akan menjadi suguhan utama untuk warga Surabaya.
Namun, bukan Patjarmerah namanya jika tidak memunculkan kekhasan dari tempat yang disinggahinya. Berkolaborasi dengan banyak komunitas dan kawan pegiat literasi Jawa Timur, Windy Ariestanty, penggagas patjarmerah, menyebutkan bahwa Surabaya dipilih sebagai kota pembuka setelah masa pandemi karena banyak alasan penting. Salah satunya adalah fakta bahwa kota yang baru merayakan ultah ke-729 ini memiliki sejarah panjang dalam peta literasi.
"Surabaya memiliki perjalanan panjang dalam dunia literasi dan pergerakan pemuda serta kebangsaan. Ia juga salah satu kota penting dalam dunia kreatif maupun perkembangan bisnis Indonesia," kata Windy.
"Ia (Surabaya) menjadi pintu masuk bagi sisi timur Indonesia. Peran menghubungkan itu telah dijalankan Surabaya dari dulu hingga kini. Rasa-rasanya bukan dugaan luar biasa jika kami memutuskan bergerak ke sini; ke titik yang menjadi pintu masuk sekaligus penghubung, ke titik di mana banyak hal diupayakan dan digerakkan sejak awal, bahkan ketika yang lain belum bergerak," ungkap perempuan yang telah berkecimpung di dunia perbukuan selama 17 tahun ini.
Baca Juga: 5 Alasan Harus Membeli Buku Orisinal dan Stop Buku BajakanÂ