TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Buku Pramoedya Ananta Toer Paling Langka, Ada yang Dijual Rp20 Juta

Buku-buku Pramoedya sampai kini masih jad incaran kolektor.

ypkp1965.org

Siapa yang tidak mengenal nama Pramoedya Ananta Toer, salah satu sastrawan Indonesia paling berpengaruh di Indonesia dan dunia. Namanya terus dikenal meski sudah 13 tahun wafat. Ia kini dikenang melalui buku-buku sastra lawas karyanya, mulai dari novel, karya ilmiah, sampai drama.

Pria yang lahir di Blora 97 tahun lalu ini menjadi satu-satunya sastrawan Indonesia yang nyaris memperoleh penghargaan Nobel Sastra. Enam kali dinominasikan, sayangnya semuanya pupus di meja nominasi, isunya karena ia dijegal akibat keterlibatannya dalam organisasi Lekra.

Pramoedya Ananta Toer sampai akhir hidupnya telah melahirkan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke dalam 42 bahasa. Pram, menyebut buku-buku yang ia lahirkan sebagai anak-anak rohaninya. Di antara karya-karyanya ada judul-judul seperti Tetralogi Buru, Bukan Pasar Malang, sampai Keluarga Gerilja yang sampai saat ini masih menjadi perbincangan karena kualitas sastranya yang membakar semangat nasionalisme.

Beberapa buku Pram saat ini juga mulai dicetak ulang, tujuannya tentu agar memperluas pembaca meliputi generasi-generasi baru. Namun, sebenarnya ada banyak buku Pram yang sudah lama tidak dicetak ulang. Ada banyak spekulasi, tapi salah satu yang paling santer adalah karena konflik hak cetak dengan penerbit-penerbit sebelumnya.

Akibat tidak kunjung dicetak kembali beberapa karya Pram, jumlahnya kian terbatas dan menjadi langka karena banyak sekali peminatnya. Hal ini dimanfaatkan segelintir orang tidak bertanggung jawab untuk menjualnya dengan harga yang tidak masuk akal layaknya barang pusaka.

Kini, buku-buku karya Pram diterbitkan oleh Lentera Dipantara yang dikelola salah satu putri Pram, Astuti Toer. Namun, jumlah cetakan Lentera Dipantara masih terbatas. Berikut adalah 5 buku karya Pram yang langka banget.

1. Keluarga Gerilja 

Buku Keluarga Gelirya (Goodreads)

Keluarga Gerilja ditulis Pram saat dipenjara oleh Sekutu pada 1948 di Bukit Duri Jakarta karena keterlibatannya dalam mempertahankan Republik Indonesia. Pram mengambil inspirasi dari anak buahnya di Pasukan Gerilya Betawi saat masa revolusi bernama Wabab. Wabab meregang nyawa usai dieksekusi mati oleh Belanda.

Novel ini bercerita tentang kisah Saman yang bekerja sebagai tukang becak sekaligus pentolan pasukan revolusi. Saman memiliki keluarga yang unik, tanpa bapak, ibu Saman adalah mantan perempuan tangsil Beranda. Adik-adiknya tidak mirip satu sama lain karena memiliki bapak yang berbeda-beda. Buku original dari Keluarga Gerilja saat ini dijual di toko online dengan harga mencapai Rp450 ribu per eksemplarnya. Bahkan, harga termahal bisa mencapai Rp20 juta.

Baca Juga: 6 Quotes Pramoedya Ananta Toer yang Jadi Penyemangat Terus Menulis 

2. Arus Balik 

Buku Arus Balik (Goodreads)

Arus Balik adalah karya roman klasik karya Pram tahun 1995 yang berlatar Kerajaan Tuban. Kerajaan itu terancam kedatangan tentara Portugis yang hendak menjajah kerajaan-kerajaan Jawa. Suatu hari di Tuban diadakan kejuaraan gulat dan tari, dari sanalah datang sesosok sepasang kekasih asal pelosok desa bernama Galeng dan Idayu.

Karena kecantikan dan keluwesannya, Idayu menjadi juara tari. Secara tradisi, ia seharusnya menjadis selir Adipati Tuban, Arya Teja Tumenggung Wilwatikta. Namun, Idayu justru meminta agar dinikahkan dengan Galeng.

Adipati yang tidak memiliki pilihan lain meskipun hatinya hancur, ia memilih merestui hubungan keduanya. Ia bahkan menunjuk Galeng sebagai Ksatria Tuban. Meskipun Arya Teja sebenarnya memiliki keinginan membunuh Galeng dengan mengirimkannya ke berbagai medan perang yang sulit. Bukannya, segera mati, Galeng justru berevolusi menjadi panglima perang yang disegani. Ia bahkan berkali-kali berhasil mengusir Portugis.

Di toko online, harga buku Arus Balik kini dibanderol Rp1 juta sampai Rp2 juta.

3. Di Tepi Kali Bekasi 

Buku berjudul Di Tepi Kali Bekas karya Pramoedya Ananta Toer. (Goodreads)

Di Tepi Kali Bekasi terbit pada 1947 ini menceritakan perjuangan para pemuda di Bekasi. Perang ini adalah perang setengah tahun tahun di front Jakarta Timur pada tahun 1945 melawan Belanda dan Inggris.

Novel ini sebenarnya merupakan trilogi bersama buku Krandji dan Bekasi Djatoeh. Namun, lebih dari setengah naskahnya disita oleh Nefis, organisasi intelejen Belanda. Kini harga termurah buku ini Rp650 ribu dan harga tertingginya mencapai Rp2 juta di beberapa platform e-commerce.

Baca Juga: 7 Novel Epik Pramoedya Ananta Toer selain Bumi Manusia

4. Krandji dan Bekasi Djatoeh

Goodreads

Krandji dan Bekasi Djatoeh yang terbit pada 1947 ini merupakan bagian dari trilogi bersama Di Tepi Kali Bekasi. Namun, judul ini jauh lebih langka dari buku-buku Pram yang lain.

Bercerita tentang pengalaman-pengalaman dan berbagai berita yang tersebar selama perang di Front Jakarta Timur. Para pemuda meninggalkan Jakarta untuk mempertahankan kemerdekaan. Buku ini kini sangat sulit ditemukan di platform e-commerce manapun. Sehingga haris secara teliti mencari di toko-toko buku antik secara langsung. Namun, jangan kaget jika harganya kini bisa menyentuh angka Rp20 juta.

Baca Juga: 15 Quote Menggugah Jiwa dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya

Verified Writer

Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya