TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

UISI Gresik Terapkan Sistem Belajar Langsung di Laboratorium Hidup

Serapan lulusannya capai 70 persen

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Gresik, IDN Times - Mendengar kata Universitas Internasional pasti membayangkan perguruan tinggi bertaraf internasional dengan pengajar atau dosen dari luar negeri. Jangan salah, karena Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) di Gresik tidaklah seperti itu. Nah, kali ini IDN Times menemui langsung Rektor UISI, Herman Sasongko, untuk mengulik bagaimana sih Universitas Internasional ini?

Baca Juga: Dianggap Rasis, Patung Mahatma Gandhi Dicabut Dari Universitas Ghana

1. Belajar langsung di laboratorium hidup

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Herman mengatakan model pembelajaran di UISI berbeda dengan perguruan tinggi lainnya. Di universitas itu, mahasiswa diajak untuk belajar langsung dengan mengedepankan praktik lapangan.

"Karena kami sediakan life laboratorium dan life class," ujarnya, Jumat (28/12).

Fasilitas tersebut dapat dinikmati mahasiswa secara langsung. Pasalnya, kampus UISI terletak dalam lingkup korporasi dan bisnis Semen Indonesia di Gresik.

"Maka dari itu, kami tekankan bisnis sebagai lingkup tema pendidikannya," tambah Herman.

2. Pendidikan bertema jadi nafas pembaharuan belajar bagi mahasiswa

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Saat disinggung soal model pembelajarannya, Herman menyampaikan banyak aspek yang dipelajari. "Semen Indonesia wadahnya (mahasiswa) untuk belajar di dalam laboratorium hidup. Sudah seperti di Jerman dan Jepang yang mencanangkan pendidikan bertema," katanya.

3. Tonjolkan partner internasional hingga pertukaran pelajar

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Pria yang juga Mantan Wakil Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini membeberkan bahwa nama internasional di UISI adalah motivator. Bahkan, untuk pendidikan internasionalnya, UISI berkerja sama dengan beberapa universitas di luar negeri.

"Caranya kami ikut Asian University Forum, kerjasama dengan Tiongkok maupun Bangladesh. Melakukan student exchange (pertukaran pelajar), serta dosennya menimba ilmu di luar negeri," jelas Herman.

4. Serapan tenaga kerjanya mencapai 70 persen

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Dengan label internasional yang mentereng, Herman menegaskan jika mahasiswa lulusannya bagus-bagus. Sebanyak 70 persen bisa langsung diterima di dunia kerja.

"Dengan gaji yang sudah bagus, padahal masih di bawah 3 bulan. Meski begitu, kami sampaikan kepada mahasiswa agar tidak menjadi pegawai saja. Kami punya spirit sunan. Tidak satupun sunan menciptakan jadi pegawai. Kami punya cita cita jadi pengusaha," terang Herman.

Baca Juga: Tim Universitas Kyoto Gunakan Turunan Sel iPS untuk Obati Parkinson

Berita Terkini Lainnya