TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keren! Mahasiswa ITS Bikin Mobil Tenaga Tekanan Gas

Intipen yo..sungar lho iki rek !

Prototipe mobil bertenaga tekanan gas. Dok. Humas ITS.

Surabaya, IDN Times - Tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat sebuah prototipe mobil berbahan bakar reaksi kimia yang disebut sebagai Chemical Engineering Car (Chem-E-Car). Mobil berbahan bakar reaksi kimia ini merupakan model mobil yang menggunakan hasil dari reaksi bahan-bahan kimia sebagai tenaga penggerak.

Baca Juga: IMAN, Robot Karya Mahasiswa ITS yang Bisa Hancurkan Sampah di Lautan

1. Bikin mobil berbasis reaksi kimia sumber tenaganya dari gas

Prototipe mobil bertenaga tekanan gas. Dok. Humas ITS.

Ketua Tim Spektronics, Lulu Sekar Taji mengatakan, prototipe besutan tim Spektronics ITS mengandalkan tekanan gas sebagai daya yang mampu menggerakkan mobil untuk maju. “Kami membuat mobil berbasis reaksi kimia berupa tekanan yang sumber tenaganya berupa tekanan gas hasil reaksi Hydrogen Peroxide dan Ferric Chloride,” ujarnya, Selasa (15/3/2022).

Proses pengerjaan Chem-E-Car ini dilakukan sejak tahap desain hingga perakitan dan memakan waktu dua minggu. Berdasarkan keterangan gadis kelahiran Surabaya itu, kelebihan dari mobil yang disusun menggunakan bahan akrilik tersebut terletak pada presisinya.

2. Cara kerjanya dari reaksi hydrogen proxide dan ferric choliride

Prototipe mobil bertenaga tekanan gas. Dok. Humas ITS.

Lulu memberikan gambaran terkait cara kerja Chem-E-Car, prototipe itu menggunakan senyawa Hydrogen Peroxide dan Ferric Chloride yang kemudian bereaksi menghasilkan oksigen. Selanjutnya, oksigen dialirkan menuju transducer dan tekanan udara dibaca secara digital.

Oksigen mengalami proses penyaringan untuk melepaskan cairan-cairan yang masih tersisa dari hasil reaksi untuk menghasilkan oksigen murni. Oksigen yang telah disaring pun disetel tekanannya sebesar nilai 0,2 bar. Pergerakan gas pun diatur melalui alat bernama air filter regulator dan dikirim menuju sistem pneumatik.

“Aliran gas dengan pergerakan yang konstan ini kemudian masuk ke sistem pneumatik yang digunakan untuk mendorong mobil agar dapat melaju,” terang mahasiswi Teknik Kimia Industri ini.

Untuk mengetahui sejauh apa mobil dapat bergerak, dilakukan kalkulasi jarak tempuh yang dapat dilalui mobil serta titik tempat mobil dapat berhenti. Perhitungan ini juga menggunakan bantuan alat bernama timing belt pulley untuk memperkecil error, sehingga pergerakan mobil menjadi semakin akurat dan mobil akan berhenti ketika gas yang mendorongnya telah habis.

Baca Juga: Mahasiswa ITS Bikin Aplikasi Buat Pasien Gagal Ginjal

Berita Terkini Lainnya