TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tol Beroperasi, Madiun Pilih Genjot Sektor Perdagangan

Kalau pabrik bikin polusi

IDN Times/Nofika Dian

Madiun, IDN Times – Pemerintah Kota Madiun menyatakan lebih memilih mengembangkan sektor ekonomi di bidang perdagangan dan jasa setelah jalan tol ruas Solo – Ngawi, Ngawi – Wilangan beroperasi. Wali Kota Madiun, Sugeng Rismiyanto mengatakan bidang itu lebih cocok diterapkan di daerah yang dipimpinnya.

Adapun alasanya karena faktor kewilayahan. Di Kota Madiun terdapat 27 kelurahan dalam tiga kecamatan. Apabila industri dikembangkan, dianggap akan menimbulkan permasalahan sosial dan lingkungan.

“Jangan sampai (wilayah Kota Madiun) dijadikan sebagai kota industri yang dampaknya terhadap lingkungan lebih berat,’’ ujar dia dalam konferensi pers ‘Festival UMKM dan pengembangan pembangunan ekonomi daerah pasca tol Trans Jawa dan Double Track Railway’ yang digagas Perwakilan Bank Indonesia, Kamis (1/11).

Baca Juga: BBKSDA Madiun Lepasliarkan 2 Elang Jawa

1. Berkaca pada pabrik yang sudah ada

IDN Times/Nofika Dian

Sugeng mencontohkan keberadaan Pabrik Gula Rejo Agung yang berdiri sejak 1894 justru menimbulkan polusi. Sebagian warga yang tinggal di wilayah Kecamatan/Kabupaten Madiun terkena dampaknya. Saluran irigasi di kawasan permukiman berbau tidak enak.

“Pabrik itu milik PT Rajawali I bukan punya pemkot. Tapi kita yang harus berperan terhadap pencemaran air yang ditimbulkan,’’ kata dia.

Berdasarkan pengalaman itu, maka pemkot tidak akan mengembangkan sektor industri yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan terlalu besar. “Lebih baik mengembangkan bidang lain yang tidak berdampak serius terhadap keseimbangan alam,’’ ujar Sugeng.

2. Bidang properti lebih dipilih

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Sejak beberapa waktu terakhir, Sugeng menyatakan pengembangan ekonomi di Kota Madiun diarahkan ke bidang properti. Hal itu terbukti dari semakin bermunculannya hotel berbintang, seperti Aston, Amaris dan Sun Hotel. “Meski kita (pemkot) tidak memiliki wisata alam, tapi menginapnya wisatawan tetap di sini,’’ kata dia.

Disinggung tentang rencana pengembangan perekonomian pascajalan tol dan dobel track beroperasi, Sugeng memilih wait and see. Sebab, keberadaan Kota Madiun menjadi pelengkap bagi pengembangan investasi di daerah tetangga, seperti Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan Pacitan yang memiliki wilayah lebih luas.

“Nanti, SPBU di dekat terminal (yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun) akan dimaksimalkan oleh BUMD. Pom bensin itu untuk menyambut kendaraan yang keluar dari pintu tol (Dumpil, Kabupaten Madiun),’’ Sugeng menjelaskan.

Baca Juga: Warga Madiun Ini Berhasil Menangkarkan Merak Hijau di Rumahnya Sendiri

Berita Terkini Lainnya