TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masuk Musim Panen, Harga Padi di Jember Terus Menurun

Harga jual Padi murah, BBM naik, lengkap sudah!

Padi di sawah Jember yang sudah menguning. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Jember, IDN Times - Memasuki Bulan April, harga gabah di tingkat petani kawasan Kabupaten Jember semakin turun. Padahal, sejak sepekan terakhir, sejumlah kawasan di Kecamatan Jenggawah, Tempurejo, Ambulu, Wuluhan Kabupaten Jember telah memasuki musim panen padi.

Turunnya harga padi, memicu rasa kecewa sejumlah petani. Sebab di Bulan Ramadan saat ini, banyak kebutuhan keluarga menyambut Lebaran Idul Fitri.

Baca Juga: 7 Kuliner Khas Jember yang Wajib Dicicipi

1. Padi petani ditawar Rp3.500

Mengangkut panen padi ke tempat penjemuran. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Kondisi tersebut ditambah dengan naiknya harga BBM yang memicu kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok.

"Padi saya ditawar Rp3500 perkilogram, murah sekali. Sudah BBM naik, apa-apa naik, waktu panen harga murah," kata petani Jenggawah, Mispan usai memanen padinya.

Harga tersebut, katanya, merupakan nilai jual gabah yang baru dipanen dari sawah. Dari hitungannya, hasil panen padi yang mencapai 80 karung atau setara 2 ton lebih, hanya untung sedikit bila dijual dengan harga Rp3500.

"Ya setidaknya harga padi basah di atas Rp4000, di bawah harga itu tipis sekali," jelasnya.

2. Menunggu jual kering

Padi yang baru dipanen sedang dijemur. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Ia lantas memilih menjemur padinya terlebih dahulu agar bisa menjual dengan harga Rp4700 per kilogram gabah kering.

Namun, gabah basah habis panen bila langsung dijemur, bobotnya akan turun 17-20 kilogram per 1 kwintal.

"Ya cukup banyak turunnya, belum hitungan tenaga menjemur. Ini masih masuk musim panen, nanti ramai panen saat pertengahan bulan puasa sampai lebaran," katanya.

Sementara itu, Soleh salah satu petani dan pedagang padi mengatakan, harga padi basah baru panen sebenarnya masih menyentuh nilai Rp3900, namun sejumlah pedagang mengambil harga Rp3900 dengan selisih Rp300-400 untuk biaya operasional dan keuntungan.

"Harganya sekarang memang Rp3900 per kilogram baru panen di sawah, tapi siapa yang mau beli dengan harga segitu," katanya.

Baca Juga: Sambut Ramadan, 'Megengan' Jadi Ruang Musyawarah Warga Jember

Berita Terkini Lainnya