TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Deflasi di Kota Malang Dipicu Anjloknya Harga Telur Ayam 

Sebulan terakhir harga telur ayam anjlok

Ilustrasi telur ayam. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Malang, IDN Times - Murahnya harga telur dalam waktu sebulan terakhir memicu terjadinya deflasi di Kota Malang. Hal itu seperti disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Jumat (1/10/2021). Deflasi sendiri terjadi sebesar 0,02 persen pada September 2021. 

Baca Juga: Timbulkan Kerumunan, Polisi Bubarkan Aksi Bagi Telur Gratis di Blitar

1. Harga telur ayam picu deflasi

Ilustrasi Pengiriman Telur Ayam. (IDN Times/Sunariyah)

Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini menjelaskan bahwa salah satu komoditas yang memiliki andil besar terjadinya deflasi adalah harga telur ayam. Paling tidak dalam tempo sebulan terakhir harga telur ayam memang anjlok drastis. Dari peternak, harga yang normalnya berada diangka Rp19.000 kini turun menjadi Rp14.000. "Harga telur ayam ras mengalamu penurunan paling besar yakni 11,96 persen. Angka tersebut berandil pada deflasi sebesar 0.06 persen," kata Erny, Jumat (1/10/2021). 

2. Tempe juga pengaruhi deflasi

Ilustrasi produsen tempe (6/1/2021) (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)

Lebih jauh, Erny menambahkan bahwa selain harga telur ayam ras, komoditas lain yang turut berpengaruh pada deflasi adalah harga tempe. Saat ini harga tempe menurun sebesar 10,11 persen dan memiliki andil deflasi sebesar 0,06 persen. Berikutnya ada cabai rawit yang turun 28,17 persen dan berandil deflasi sebesat 0,04 persen.

"Beberapa komoditi lain seperti bawang merah juga turun 9,57 persen, dan memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,02 persen. Kalau untuk komoditas yang mengalami inflasi adalah biaya perguruan tinggi naik 1,18 persen, dan memberikan andil 0,04 persen. Juga ada harga mobil yang mengalami kenaikan sebesar 1,78 persen dan berandil apda inflasi sebesar 0,03 persen," tambahnya. 

3. Mamin juga picu terjadinya deflasi

Ilustrasi Deflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, jika dikelompokkan, maka pengeluaran makanan dan minuman (mamin) menjadi pendorong utama terjadinya deflasi. Selain mamin ada juga tembakau sebesar 0,85 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya dengan persentase sebesar 0,02 persen. "Kalau untuk kelompok pendorong inflasi terbesar berasal dari transportasi 0,58 persen, pendidikan 0,52 persen, peralatan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,41 persen, perawatan pribadi 0,36 persen dan pakaian serta alas kaki sebesar 0,12 persen," sambungnya. 

Baca Juga: Anjloknya Harga Telur Ayam Picu Deflasi 0,04 Persen di September

Berita Terkini Lainnya