TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cabai Mahal, Pedagang Sambal Kemasan Terpaksa Kurangi Produksi

Harga cabai menyentuh Rp90 ribu per kilogram 

Heni menunjukkan beberapa produksi sambal miliknya. IDN Times/Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Mahalnya harga cabai membuat pengusaha sambal kemasan terdampak. Mereka terpaksa melakukan pengurangan produksi untuk menjaga agar biaya operasional tidak membengkak. Hal tersebut seperti terlihat di salah satu rumah produksi sambal kemasan di kawasan Plaosan Permai Estate, Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Saat ini harga cabai di pasar sendiri sudah mencapai Rp 90.000 per kilogram.

Baca Juga: Ini Penyebab Harga Cabai di Jatim Naik

1. Hanya produksi setengah dari kapasitas normal

Proses produksi pembuatan sambal kemasan. IDN Times/Alfi Ramadana

Heni Wardhani pemilik usaha sambal kemasan menjelaskan bahwa sejak awal Juni dirinya mulai melalukan efisiensi. Bentuk efisiensi yang dilakukan adalah mengurangi produksi. Normalnya, dalam sekali produksi, dirinya bisa menghabiskan hingga satu kwintal cabai. Lantaran harga cabai melonjak, maka dirinya mengurangi produksi hingga setengahnya. Normalnya ia bisa memproduksi hingga 1.000 botol sambal dengan 23 varian dalam sekali produksi, saat ini ia hanya memproduksi tak kurang dari 500 botol. 

"Kami belum bisa produksi normal lagi. Karena harganya juga mahal, dari pemasok saja per kilo nya sudah Rp85 ribu," katanya Sabtu (11/6/2022). 

Jangankan Rp90 ribu per kilogram, saat harga cabai rawit masih di kisaran Rp50 ribu saja dirinya sudah kesulitan. "Kalau harga di atas Rp50 ribu, terus terang agak payah. Terutama kalau cabai rawit yang naik, karena kenaikannya bisa sampai 90 persen," imbuhnya. 

2. Tidak berani simpan stok banyak

Kualitas cabai pada musim penghujan tidak terlalu bagus. Terdapat banyak bintik-bintik pada cabai. IDN Times/Alfi Ramadana

Secara umum, Heni menyebut bahwa usahanya masih tetap berproduksi dengan berbagai siasat. Selain mengurangi jumlah produksi, dirinya juga mengaku tidak berani menyimpan stok terlalu banyak. 

"Kami tidak banyak simpan stok. Produksi hanya untuk memenuhi pesanan yang sudah masuk saja. Varian produksi juga dikurangi hingga setengahnya. Saat ini produk unggulan hanya rasa bawang merah, oseng tuna asap, cumi asap, dan cumi pelangi," jelasnya. 

Baca Juga: Ungkap Biang Pedasnya Harga Cabai, Pemprov Lakukan Upaya Ini

Verified Writer

Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya