Kabupaten Tulungagung merupakan wilayah yang memiliki banyak objek wisata alam menarik, seperti pantai, air terjun, bukit, dan pegunungan. Selain wisata alam, di sini juga terdapat tempat wisata religi yang bersejarah, salah satunya adalah Masjid Tiban.
Masjid Tiban memiliki nilai sejarah yang sangat penting sebagai sarana penyebaran agama Islam di Tulungagung. Terdapat berbagai informasi menarik yang terkait dengan Masjid Tiban ini. Untuk mengetahui lebih lanjut, mari simak ulasan berikut ini.
Berdasarkan cerita yang berkembang hingga saat ini, Masjid Tiban Tulungagung telah ada sejak abad ke-14 hingga abad ke-16 saat penyebaran agama Islam di Jawa Timur. Masjid Tiban pertama kali ditemukan oleh Sangidin, yakni seorang menantu dari Kyai Ageng Muhammad Besari Tegalsari, Jetis, Ponorogo yang pada waktu itu memiliki misi menyebarkan Agama Islam di Tulungagung.
Masjid ini juga telah direnovasi oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung, yakni pada tahun 1987 dan tahun 2009. Kondisi masjid yang sudah rusak berat akibat usia telah diperbaiki dengan mengganti bahan bangunan yang baru dengan menggunakan kayu jati, namun bentuk dan luas masjid tetap dipertahankan seperti aslinya.
Bentuk arsitektur Masjid Tiban Macanbang mirip dengan masjid-masjid kuno yang dibangun pada zaman Kesultanan Demak. Atapnya mengadopsi gaya bangunan joglo yang umum ditemui. Masjid Tiban dikelilingi oleh pagar batu bata setinggi kurang lebih 1,5 meter dengan panjang kurang lebih 55 meter dan lebar sekitar 45 meter. Masjid ini tidak dilengkapi dengan kubah maupun menara.
Masjid Tiban Tulungagung memiliki nilai historis yang tinggi yang tetap terjaga keasliannya. Hal itu terlihat dari penggunaan tiang-tiang penyangga yang masih terbuat dari kayu dengan sedikit campuran semen yang dicor, serta ubin lantai berwarna kuning kecoklatan. Selain itu, sisi historis tersebut juga tercermin dari keberadaan benda-benda kuno seperti mimbar untuk berkhotbah, dampar, kentongan, dan bedug.
Masjid Tiban memiliki makam di sebelahnya, yaitu makam Sunan Kuning dan para sahabatnya. Sunan Kuning memiliki nama asli Zaenal Abidin Putro. Dia adalah keponakan Sunan Kudus dan menantu Sunan Ampel. Dia tinggal dan berdakwah di Dusun Krajan, Desa Macanbang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Setelah meninggal, jenazahnya dimakamkan di sebelah Barat Masjid Tiban.
Makam Sunan Kuning ini gak pernah sepi pengunjung. Khususnya di malam Jumat Legi, makam ini selalu ramai peziarah. Menariknya, para peziarah yang ingin mengunjungi makam Sunan Kuning harus melewati pintu yang hanya dapat diakses dengan cara berjalan jongkok. Hal ini merupakan bentuk penghormatan kepada para leluhur.
Lokasi Masjid Tiban ini berada di Desa Macanbang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Masjid yang melegenda ini memiliki beberapa fakta menarik antara lain.
Bagaimana, Lur? Sudah mengetahui banyak tentang Masjid Tiban Tulungagung, bukan? Jika sedang melintas di Tulungagung, jangan lupa untuk mampir ke sini, ya!