7 Upacara Adat di Jawa Timur yang Masih Lestari

Tiap upacara adat mengandung nilai yang berarti

Setiap daerah di Jawa Timur memiliki adat istiadatnya masing-masing, salah satunya adalah upacara. Upacara adat adalah tradisi yang masih dilestarikan dan memiliki nilai bagi masyarakatnya. Setiap daerah dengan daerah yang lain memiliki upacara adat dan nilainya masing-masing. Berikut adalah upacara adat di beberapa daerah di Jawa Timur.

1. Upacara di Banyuwangi yang mirip dengan kebo membajak sawah

7 Upacara Adat di Jawa Timur yang Masih LestariUpacara Kebo-keboan/ Instagram @nusaku.id

Kebo-keboan merupakan upacara adat yang dilakukan oleh Suku Osing, Banyuwangi, Jawa Timur. Nama upacara diambil dari kegiatan yang dilakukan saat upacara tersebut, yakni merias diri seperti hewan kerbau, yang mana dilakukan seperti sedang membajak sawah. Tujuannya adalah sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Juga sebagai permohonan agar mendapat tanah yang subur dan tidak diserang oleh hama. Upacara turun temurun ini dilakukan setiap awal bulan suro, antara tanggal satu sampai sepuluh.

Mulanya upacara ini dilakukan ketika daerah Dusun Krajan mengalami pagebluk, yaitu adanya hama yang mengakibatkan rusaknya hasil tani dan penyakit yang diderita oleh warga sekitar. Buyut Karti, seorang tokoh masyarakat mendapat wangsit atau mimpi untuk menirukan perilaku kerbau yang sedang membajak sawah. Ajaibnya, ketika melakukan upacara ini, hama mendadak hilang dan warga yang sakit menjadi sembuh. Maka dari itu, upacara ini dilakukan setiap tahun dan dilestarikan hingga saat ini.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Cafe dengan Spot Instagramable di Bangkalan

2. Ucapan syukur petani Trenggalek atas pembuatan Dam Bagong

7 Upacara Adat di Jawa Timur yang Masih LestariUpacara DAM Bagong/ Instagram @budayaaku

Masih berkaitan dengan hewan kerbau, petani di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur juga memiliki upacara adatnya sendiri. Dilakukan pelemparan kepala kerbau yang baru disembelih ke Bendungan DAM Bagong, yang nantinya akan diperebutkan oleh masyarakat. Setelah itu dilanjutkan dengan ruwatan wayang kulit dengan membawakan cerita Udan Mintoyo. Langkah terakhirnya adalah melakukan ziarah ke makam Menak Sopal, seorang leluhur pahlawan tani yang membuat DAM Bagong. Upacara ini dilakukan pada Jumat Kliwon, diawal Bulan Selo.

Upacara ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Juga sebagai peringatan terhadap jasa yang telah dilakukan oleh Menak Sopal karena telah membuat pusat irigasi persawahan.

3. Upacara membersihkan sumber air di Ngawi

7 Upacara Adat di Jawa Timur yang Masih LestariUpacara Keduk Beji/ Instagram @kampoengngawi

Selanjutnya terdapat upacara yang dilakukan setiap hari Selasa Kliwon menjelang Bulan Suro  oleh warga Desa Tawun, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Upacara yang hanya boleh dilakukan oleh laki-laki ini diawali dengan pengedukan atau dibersihkannya sendang (kolam) dari kotoran seperti sampah dan dedaunan, serta melakukan adegan saling memukul menggunakan ranting.

Ketika melakukan hal tersebut, terdapat iringan tabuhan gendang. Selanjutnya terdapat tari persemahan Galih Nogo Seno. Lalu ada penyileman yang dilakukan oleh keturunan Raden Ludrojoyo. Penyileman adalah kegiatan penyelaman ke pusat sumber air untuk mengganti kendi yang berada dalam goa. Kendi tersebut harus diganti setiap tahun agar sumber air tetap bersih. Selanjutnya dilakukan dengan penyiraman air legen ke dalam sumber air beji dan adanya penyeberangan sesaji dari timur ke barat sumber. Rangkaian upacara yang terakhir adalah melakukan selametan (makan bersama).

Raden Ludrojoyo adalah seorang tokoh masyarakat yang hilang saat melakukan Tapa Kungkum (berendam) di Sendang Tawun untuk mencari ketenangan dan kesejahteraan hidup. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk peringatan atas hilangnya Raden Ludrojoyo.

4. Tarian pemanggil hujan yang dilakukan oleh masyarakat Madura

7 Upacara Adat di Jawa Timur yang Masih Lestariwww.freepik.com

Sandhur adalah upacara berupa tarian yang bertujuan untuk meminta hujan, menjamin sumur penuh dengan air, dan menghindari bencana yang akan terjadi. Tarian dilakukan dengan iringan musik dan nyanyian. Gerakannya seperti gerakan tarian daerah setempat yang mengikuti irama. Masyarakat yang melakukan upacara ini terkadang sampai mengalami kesurupan, sehingga diperlukan adanya dukun yang menjadi mediator dalam dialog dengan makhluk tak kasat mata. Sebelum melakukan upacara, terdapat dukun yang membacakan doa dalam Bahasa Madura dan Arab.

Upacara yang dilakukan oleh masyarakat Madura, Jawa Timur ini dilakukan di persimpangan jalan. Tujuannya adalah untuk membuang pengaruh negatif yang ada. Beberapa daerah di Madura yang melestarikan upacara ini adalah daerah batuputih, Pasongsongan, Saronggi, dan lain-lain.

5. Upacara memandikan sepasang kucing di Tulungagung

7 Upacara Adat di Jawa Timur yang Masih LestariInstagram

Tidak hanya di Madura, upacara meminta hujan juga ada di Tulungagung, tepatnya yaitu di Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat. Upacara ini dilakukan saat musim kemarau yang panjang. Upacara manten kucing tidak memiliki tujuan untuk mengawinkan sepasang kucing. Nama tersebut merujuk pada sepasang kucing yang diarak menuju Telaga Coban untuk dimandikan. Tidak sembarang kucing yang digunakan dalam upacara ini, melainkan harus kucing jantan dari sisi timur dan kucing betina dari sisi barat Desa Pelem.

Upacara telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Dimana pada saat itu terdapat seorang pendatang bernama Eyang Sangkrah. Ia berada di Telaga Coban untuk memandikan dua ekor kucing. Tak lama setelah itu, turunlah hujan. Hal tersebut diyakini dan dipercaya hingga saat ini.

6. Temu manten pegon, arak-arakan sepasang pengantin di Surabaya

7 Upacara Adat di Jawa Timur yang Masih LestariUpacara Manten Pegon/ Instagram @arviandm

Upacara yang satu ini barulah tentang rangkaian dari sebuah pernikahan, yang mana pihak mempelai pengantin laki-laki menemui pihak mempelai pengantin perempuan dengan cara diarak. Setelah pengantin laki-laki bertemu dengan pasangannya, mereka kembali diarak keliling oleh rombongan yang ada. Tak hanya itu, terdapat beberapa rangkaian dalam upacara ini, yaitu adanya perebutan ayam jago, penyerahan mahar, penciuman tangan, dan perebutan bubak kawah (perlengkapan dapur).

Sepasang pengantin tersebut mengenakan busana dan riasan yang merupakan gabungan dari budaya Jawa, China, Belanda, dan Arab. Untuk pengantin perempuannya mengenakan rok dan blouse panjang berwarna soft, seperti kuning, merah muda, atau biru muda. Juga dilengkapi dengan sarung tangan dan stocking berwarna senada. Sedangkan untuk pengantin laki-laki mengenakan celana panjang dan jubah. Juga dilengkapi dengan topi berbentuk sorban dan selempang. Upacara temu manten pegon terkenal di Kota Surabaya, Jawa Timur.

7. Para sinden kungkum di Sendang Made, Jombang

7 Upacara Adat di Jawa Timur yang Masih LestariUpacara Kungkum Sinden/ Instagram @official_dutapemudajombang

Yang terakhir adalah upacara kungkum sinden, yaitu proses wisuda para sinden yang telah berlatih dan siap untuk tampil ke hadapan publik. Para sinden tersebut melakukan kungkum (berendam) di Sendang Made, yang mana dipercaya memiliki khasiat untuk membuat wajah para sinden menjadi lebih bersinar. Dalam prosesnya, para sinden berbaris dan berjalan beriringan menuju area Sendang. Kemudian kepala mereka disiram dengan air sendang satu persatu.

Upacara ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Airlangga. Raja Airlangga datang ke Pulau Jawa untuk menikah dengan putri dari Raja Dharmawangsa. Namum di hari pernikahannya mereka mendapat serangan dari Raja Wura Wari. Mereka dan dayang-dayangnya pun kabur ke beberapa daerah, salah satunya adalah Sendang Made.

Mereka menyamar menjadi pelaku seni dan mengamen setiap melintas desa-desa. Paras cantik dan suara merdu yang mereka miliki membuat warga terpanah. Hingga Airlangga memiliki pekerjaan baru untuk melatih putri-putri desa bernyanyi dan menjadi sinden seperti dayang-dayangnya. Karena telah menyusuri banyak hutan, mereka disuruh untuk membersihkan diri di sendang. Hingga saat ini, upacara tersebut terus dilestarikan.

Baca Juga: 7 Tarian Jawa Timur dengan Ciri Khas yang Menggambarkan Daerah Asalnya

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya