Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta Tomboan Ngawonggo Malang, Wisata Edukasi dengan Vibes Kerajaan

Pengunjung tampak berfoto di salah satu klaster situs Petirtaan Ngawonggo. (dok. pribadi/Intan Refa S)

Malang seolah tak pernah kehabisan wisata baru. Salah satu tujuan yang bisa kamu kunjungi adalah Tomboan Ngawonggo. Wisata edukasi yang berada di Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang ini menyajikan suasana alam dengan hutan bambu yang rimbun, tepat bagi kamu yang hendak melepas penat dan ingin ketenangan. Sebelum meluncur ke sana, ada baiknya simak keunikan yang disuguhkan oleh Tomboan Ngawonggo ini.

1. Reservasi dulu sebelum datang

akun Instagram Tomboan Ngawonggo (dok. pribadi/Intan Refa S)

Tomboan Ngawonggo dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat di situs Petirtaan Ngawonggo. Situs tersebut berupa kolam pemandian dan beberapa arca yang merupakan peninggalan Kerajaan Medang Kamulan atau Mataram Kuno pada era Mpu Sindok.

Untuk datang ke sini, kamu perlu melakukan reservasi terlebih dahulu via chat DM di akun instagram Tomboan Ngawonggo. Kamu bisa reservasi untuk berkunjung ke situs, sekadar berekreasi, ataupun untuk keperluan wawancara. 

2. Semua 'rencang' adalah warga setempat sekaligus pengelola

pintu masuk Tomboan Ngawonggo yang bersih dan asri (dok. pribadi/Intan Refa S)

Saat sampai di lokasi, kamu akan disambut dengan hawa tradisional yang sangat kental. Halaman luas dan bersih, gubug kayu, perkakas yang serba lawas, dan lagi kamu akan disambut oleh rencang atau pengelola. Uniknya, semua rencang yang ada di sini memakai pakaian ala penduduk desa pada jaman kerajaan. 

Rencang laki-laki bertelanjang dada dengan memakai sejenis kain cawat hingga ke lutut. Sedangkan wanitanya memakai pakaian kutubaru sederhana dan jarit. Sesaat, kamu akan merasakan sensasi pedesaan era kerajaan, mulai dari bangunan hingga peralatan makan semua tradisional. 

3. Menu yang tersedia adalah masakan warga sekitar

sajian menu suguhan yang dihidangkan di Tomboan Ngawonggo. (mongabay.co.id/Wulan Eka Handayani)

Di sini kamu gak akan menemukan warung makan. Semua makanan di sini disajikan sebagai 'suguhan bagi tamu' oleh pengelola Petirtaan Ngawonggo. Semua menu yang tersaji itu merupakan jamuan dari warga sekitar.

Kamu bisa memilih makanan secara prasmanan. Menu yang tersedia ada jajanan lawas, makanan vegetarian dan minuman herbal. Jajanan lawas ada ongol-ongol, tiwul, gethuk dan lemet. Sementara makanannya ada nasi jagung, urap-urap, sayur, tahu, tempe dan sebagainya. Sedangkan minumannya ada rebusan daun serai, jahe, wedhang uwuh hingga rosela.

4. Pengelola tidak mematok harga

Tampak beberapa pengunjung bebas menikmati kenyamanan Tomboan Ngawonggo. (dok. pribadi/Intan Refa S)

Kamu tidak akan menemukan daftar harga di sini. Prinsipnya, tempat ini haya untuk beristirahat dan menjamu para tamu. Tapi sebagai gantinya, kamu bisa membayar secara sukarela sebagai tanda terima kasih pada kotak asih atau kasir asih. 

Karena bagaimanapun juga, seluruh menu yang disajikan disana merupakan jerih payah warga sekitar yang ingin menjamu tamu yang datang ke desanya. Semua bahan makanan mayoritas didapatkan dari kebun sendiri.

5. Alat masak, cara memasak dan menu masakan semua serba tradisional

Pawon atau dapur yang berada di dalam Tomboan Ngawonggo untuk membuat jamuan tamu. (dok. pribadi/Intan Refa S)

Tempat wisata ini benar-benar menerapkan prinsip zero waste alias tanpa sampah. Mulai dari gubug, bangku-bangku kayu, alat masak dan alat makan hingga wadah penampung air semua memakai gerabah yang bebas plastik. Bahkan untuk mengangkut air (ngangsu tuyo) pun menggunakan bambu.

Selain itu, Tomboan Ngawonggo menerapkan peraturan melarang para tamu membawa produk kemasan plastik dari luar. Hal ini mencegah terkumpulnya sampah plastik di lokasi wisata yang berpotensi mencemari lingkungan sekitar. Jadi pastikan sebelum datang kamu mematuhi peraturan yang ditetapkan pengelola.

Masih banyak sekali hal-hal unik yang bisa kamu temukan di Tomboan Ngawonggo ini. Salah satunya ikut melakukan ritual penyucian diri di Situs Petirtaan Ngawonggo. Bisa banget nih buat healing pas liburan nanti, wisata ala Jawa tempo doeloe.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Intan Refa
EditorIntan Refa
Follow Us