Pengamat Sepak Bola Menilai Wacana Pembubaran Arema FC hanya Gimmick!

Arema FC sukses mencari simpati

Malang, IDN Times - Wacana pembubaran Arema FC yabg dilontarkan oleh Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi (PT AABBI), Tatang Dwi Arifianto, ternyata dinilai skeptis oleh beberapa pihak. Salah satunya oleh pengamat sepakbola Save Our Soccer (SOS) sekaligus anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Akmal Marhali.

Akmal menilai jika wacana pembubaran yang dilontarkan manajemen Singo Edan hanya trik untuk mencari perhatian alias gimmick usai kantor Arema FC diserang saat aksi Arek Malang Bersikap pada Minggu (29/01/2023). Menurutnya, manajemen Arema FC hanya mencari simpati di tengah-tengah kritikan tajam yang terus diarahkan pada mereka.

"99 persen saya katakan tidak serius. Itu cuma diplomasi untuk mencari simpati publik saja. Memang saya melihat hanya untuk mencari simpati," terangnya saat dikonfirmasi via telepon pada Sabtu (04/02/2023).

1. Cara itu berhasil menarik simpati Yuli Sumpil dan kawan-kawan

Pengamat Sepak Bola Menilai Wacana Pembubaran Arema FC hanya Gimmick!Pemasangan kembali logo Arema FC di Kandang Singa oleh Aremania. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Pernyataan Akmal ini memang terbukti ketika pada akhir sekelompok Aremania yang dipimpin Yuli Sumpil pada Selasa (31/01/2023) membuat aksi pemasangan logo Arema FC di Kandang Singa Jalan Mayjend Panjaitan Nomor 42, Penanggungan, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Langkah menajemen mencari simpati akhirnya berhasil.

Arema FC memang terus menjadi sorotan. Langkah mereka melanjutkan kompetisi usai Tragedi Kanjuruhan menjadi pro kontra. Hal ini membuat Javier Roca dan anak asuhnya ditolak bermain di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sementara Iwan Budianto (IB) selaku pemegang saham mayoritas PT AABBI juga disorot karena dinilai pasif.

"Mereka (manajemen Arema FC) mau muncul takut, sementara Aremania itu butuh perhatiannya. Saya lihat sejak Gilang (Juragan99) mundur dari Arema, gak ada lagi sosok yang dipercaya," bebernya.

2. Sanksi Arema FC terlalu ringan

Pengamat Sepak Bola Menilai Wacana Pembubaran Arema FC hanya Gimmick!Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya. (IDN Times/Alfi Ramadana)

Akmal juga menyoroti sanksi Arema FC yang tergolong ringan untuk sekelas tragedi yang menewaskan 135 orang. Akmal menilai sosok Iwan Budianto yang masih menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI waktu itu memiliki peran signifikan dalam pemberian sanksi tersebut.

Seperti diketahui, Arema FC disanksi dengan laga usiran minimal 250 kilometer dari Stadion Kanjuruhan dan laga home tanpa penonton. Ditambah denda sebesar Rp500 juta.

"Belum lagi saat Arema belum dapat homebase sehingga terus pertandingan ditunda, seharusnya Arema WO sesuai regulasi. Saya melihat ini berkat kuatnya IB di PSSI dan sangat berpengaruh sekali," bebernya.

Baca Juga: Arema FC Akhirnya dapat Stadion di Jaksel

3. Arema hanya menjaga gengsi

Pengamat Sepak Bola Menilai Wacana Pembubaran Arema FC hanya Gimmick!Instagram/nooh_annam_shah •

Akmal melihat jika pernyataan bubarnya Arema FC hanya untuk menjaga gengsi saja. Ia melihat IB selama ini gengsi untuk mengakui kesalahan atau melakukan instrospeksi. Ia memberi contoh perjuangan sebagian Aremania yang menuntut satu Arema yang tidak direspon IB. Jadi ia sangat pesimis jika IB bahkan mau membubarkan Arema FC.

Oleh karena itu, ia melihat jika untuk menyelesaikan peliknya masalah di Malang hanya dengan keterlibatan IB. Mantan manajer Persik Kediri ini harus keluar dari persembunyiannya dan merespon aspirasi dari Aremania serta insan sepakbola Indonesia atas Tragedi Kanjuruhan.

"Saya melihat syukurnya Gilang mundur di waktu yang tepat, jadi masalah di tubuh Arema FC ini semakin terkuak. Sehingga langkah yang harus dilakukan manajemen Arema itu IB harus keluar dan bicara apapun resikonya," pungkasnya.

Baca Juga: Arema FC Jadi Sorotan, Roca Akui Sulit Rekrut Pemain Baru

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya