Anak Choirul Huda: Saya Ingin Melebihi Prestasi Ayah

Tak terasa, sudah setahun sang legenda meninggalkan kita

Lamongan, IDN Times - Kemenangan 2-0 Persela atas Semen Padang sore itu terasa hambar. Riuh rendah dukungan di tribun mendadak jadi tangis saat panitia pertandingan mengumumkan sebuah kabar duka melalui pengeras suara. Kiper Persela, Choirul Huda yang bertabrakan dengan pemain belakang, Ramon Rodriguez di lapangan ternyata meninggal dunia di RSUD dr. Soegiri Lamongan.

Semua pemain tampak berjalan gontai menuju lapangan sambil menahan isak. Sementara di tribun, tangisan para pendukung layaknya sebuah koor spontan. Seorang legenda yang sudah membela Persela selama 18 tahun harus meninggalkan mereka. 

Di mata pendukung, ia teramat spesial. Terlebih, Huda wafat saat masih mengenakan jersey Persela. Rasanya, tak ada predikat yang layak disematkan untuknya selain one man one club. Maklum, tak pernah sekalipun ia berpaling dari Persela sejak bergabung tahun 1999.

Kini, 15 Oktober 2018, satu tahun setelah kepergian Huda, duka memang sudah perlahan hilang. Namun, kenangan tentang sosoknya tentu membekas lekat di ingatan orang terdekat, termasuk sang putra sulung, Mochamad Rachul Maulana (14). Melalui sambungan telepon, siswa kelas IX SMP ini kembali menceritakan tentang sosok ayah dan impiannya kepada IDN Times. Berikut kutipan wawancaranya: 

Anak Choirul Huda: Saya Ingin Melebihi Prestasi AyahDok IDN Times/Istimewa

Kenangan apa saja yang masih kamu ingat dari ayah?

Ya saat saya, adik dan ayah berkumpul terus bermain bola bersama. Yang paling kangen main bola bareng ayah. Saya juga rindu ketawanya. Kalau kangen ya saya lihat videonya atau fotonya yang ketawa".

Pesan apa yang kamu ingat dari ayah?

Terserah kamu aja mau jadi pemain sepak bola atau tidak. Kalau kamu ingin menjadi pemain sepak bola, jadilah pemain sepak bola yang lebih baik dari ayah. Ingin sekali bisa  melebihi ayah saya dalam hal sepak bola.

Anak Choirul Huda: Saya Ingin Melebihi Prestasi AyahInstagram.com/perselafc

Menurutmu, ayah itu sosok seperti apa?

Baik, lucu, sayang sama keluarga. Walaupun tidak pintar ayah saya tetap yang terbaik.

Impian ayah yang belum kesampaian sampai saat ini?

Dia mau meneruskan kuliahnya. Karena ayah gak kuliah langsung sepak bola.

Sejak kapan kamu dikenalkan bola sama ayah? Bagaimana perasaanmu?

Saat saya kelas 2 SD. Ya ternyata bermain bola itu seru dan membuat saya bahagia.

Baca Juga: Seperti Choirul Huda, 3 Kiper Ini Pernah Alami Insiden di Lapangan

Anak Choirul Huda: Saya Ingin Melebihi Prestasi AyahDok IDN Times/Istimewa

Apa arti LA Mania dan Ultras Persela di mata ayah dan kamu?

Bagi ayah, bila tidak ada 2 suporter tersebut persela tidak akan utuh atau kurang.
Bagi saya dua suporter tersebut adalah hal yang bisa membuat persela semangat bermain dan satu alasan untuk terus mencapai kemenangaan demi kemenangan.

Apa arti Persela dan Sepakbola bagi ayah dan kamu?

Bagi ayah, sepak bola adalah hal untuk mencari rezeki dan memenuhi kebutuhan. Sepak bola adalah mata pencarian ayah saya yang paling utama. Bagi saya, sepak bola adalah suatu tantangan bagi saya untuk menjadi penerus ayah.

Harapan kamu kepada Persela dan Timnas Indonesia?

Saya ingin Persela bisa maju dan dapat menjadi juara dengan cara yang adil.
Saya ingin Timnas Indonesia bisa maju ke Piala Dunia dan mengharumkan nama Indonesia dan lambang Garuda di dada. Itu bukan hanya harapan dari saya tapi harapan bagi warga Lamongan dan seluruh warga Indonesia.

Baca Juga: [OPINI] Huda, Dicaci Tak Tumbang, Dipuji Tak Terbang

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya