Viral Video Remaja Perempuan Dirundung, Polisi Amankan Empat Anak

Malang, IDN Times - Beredar video aksi bullying atau perundungan di media sosial Twitter @dhemit_is_back yang dilakukan empat remaja putri kepada seorang remaja putri lainnya. Diduga, kejadian ini terjadi di Bendungan Selorejo di Desa Ngantang, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Video ini telah ditonton sebanyak 224 ribu kali, 483 kali di-retweet, mendapatkan 1,4 ribu like, dan 349 komentar.
1. Para pelaku mengancam dan menampar korban

Dari video yang beredar, terlihat seorang perempuan muda menggunakan kaos hitam tengah dirundung oleh tiga orang remaja perempuan lain. Dua orang pelaku menggunakan jaket hoodie berwarna hitam, sementara satu pelaku memakai daster warna warni, dan satu perekam. Terlihat ada seorang laki-laki yang diduga mengetahui kejadian ini, tapi ia diam saja.
Dari video tersebut, awalnya ada dua perempuan memakai hoodie hitam yang aktif melakukan bullying. Satu perempuan aktif melakukan pengancaman sambil menampar, sementara satunya juga mengancam sambil merokok. Kemudian video berpindah saat ketiga pelaku menganiaya korban bersama-sama hingga korban terjatuh.
2. Polisi telah meringkus 4 perempuan yang diduga sebagai pelaku

Kasatreskrim Polres Batu, AKP Rudi Kuswoyo mengatakan jika keluarga korban telah melaporkan kasus ini ke Satreskrim Polres Batu. Ia membingungkan kalau kejadian ini terjadi pada Minggu (9/2/2025) di Bendungan Selorejo. Korban berinisial E (19) warga Kabupaten Blitar sementara 3 orang terduga pelaku adalah PRW (16), NAP (17), KR(13) warga Kabupaten Blitar dan RAP (16) warga Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
"Kami sebut keempat anak yang diduga melakukan ini adalah anak berhadapan dengan hukum (ABH). Mereka sudah kami panggil untuk dilakukan pemeriksaan," terangnya saat dikonfirmasi pada Selasa (11/2/2025).
3. Polisi belum bisa beberkan motif bullying ini

Rudi mengatakan jika ia belum bisa membeberkan motif keempat anak ini melakukan bullying. Pasalnya mereka masih melakukan pendalaman dan harus berhati-hati melakukan penanganan karena mereka masih anak-anak.
"Sampai saat ini kami masih mengamankan ponsel yang digunakan untuk merekam. Kemudian juga hasil visum korban," pungkasnya.