Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Viral Bakso Diduga Daging Tikus, Kapolres Madiun: Tidak Terbukti

Kapolres Madiun AKBP Ruruh (kiri) menyaksikan konsumen dan penjual bakso berjabat tangan sebagai tanda damai. Dok. IDN Times/Istimewa

Madiun, IDN Times - Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono memastikan bahwa bakso yang viral di media sosial terbukti tidak mengandung daging tikus. Berdasarkan hasil uji Laboratorium Dinas Peternakan dan Kesehatan Balai Veteriner di Boyolali, Jawa Tengah, tiga sampel bakso dinyatakan negatif. 

Sampel yang diuji di laboratorium itu diambil dari ADR selaku konsumen. Juga dari SU, penjual bakso dan AG, sesama pedagang bakso sekaligus distributor.

"Hasil laboratoriumnya membuktikan pentol bakso itu tidak mengandung daging tikus, borak, maupun formalin. Jadi, (isu daging tikus di bakso) tidak terbukti," kata Ruruh, Jumat sore (31/1). 

1. Kecurigaan konsumen karena ada benda yang mirip kaki tikus

Diduga kaki tikus yang masuk ke dalam pentol bakso. Dok.IDN Times/Screenshoot video yang tersebar

Merebaknya isu pentol berbahan daging tikus ini setelah ADR dan D memakan bakso bakso di warung SU yang berada di wilayah Desa Kedungmaron, Pilangkenceng, Kabupaten Madiun pada Sabtu (25/1). Saat mereka membelah pentol, ada benda berwarna hitam yang bentuknya menyerupai kaki tikus. 

ADR pun mengemas separuh pentol dengan tisu. Sebungkus bakso yang sebelumnya dipesan juga dibawa pulang. Setelah sampai di rumah D, kedua perempuan itu menghancurkan pentol dengan tangan hingga daging berwarna hitam yang menyerupai kaki tikus kembali ditemukan. 

2. Sempat viral di medsos

Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono menunjukkan hasil uji laboratorium dari bakso yang diduga berbahan daging tikus. Dok.IDN Times/Istimewa

Proses peremasan pentol itu direkam dan diunggah ADR di WhatsApp. Video itu akhirnya viral di media sosial dan menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat. 

Setelah melakukan penyelidikan dan membawa sampel pentol ke laboratorium, polisi menemukan fakta lain. Korps Bhayangkara menyatakan, daging yang dicurigai kaki tikus merupakan bagian dari mulut sapi. Sebab, tidak terdapat kuku, tidak bertulang, dan tidak terdapat telapak kaki. 

"Kalau kaki tikus ada kuku, ada telapak kaki, dan bertulang. Tapi, dari sampel yang diuji di laboratorium tidak ada," ujar Ruruh. 

3. Omzet penjual turun drastis setelah isu merebak

Ilustrasi bakso. Instagram.com/laparlagimakanlagi

Dalam menangani masalah ini, pihak polisi tidak meningkatkan penyelidikan ke penyidikan. Sebab, pihak ADR maupun D selaku konsumen dan SU selaku penjual bakso sepakat berdamai. Mereka saling memaafkan dengan dimediasi polisi. 

Akibat viralnya bakso yang diduga berbahan daging tikus, SU selaku penjual menyatakan omzetnya menurun drastis. Sebelumnya, ia mampu mengantongi uang Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per hari. Namun, setelah ada isu tersebut hanya Rp15 ribu hingga Rp50 ribu per hari. 

4. Setelah isi dinyatakan tidak terbukti penjualan diharapkan kembali

Kapolres Madiun AKBP Ruruh (kiri) menyaksikan konsumen dan penjual bakso berjabat tangan sebagai tanda damai. Dok. IDN Times/Istimewa

Namun demikian, SU tidak mempermasalahkan hal tersebut. Sebab, isu itu sudah jelas dan produk bakso yang dijualnya tidak mengandung daging tikus. Dengan demikian, tetap aman dikonsumsi. "Semoga setelah semuanya jelas, dagangan saya kembali laris," tuturnya. 

Sementara itu, ADR tidak menyangka unggahan video di status WhatsApp akan seheboh itu. Sebab, ia tidak mem-posting videonya di media sosial lain seperti Facebook maupun Instagram

Share
Topics
Editorial Team
Nofika Dian Nugroho
EditorNofika Dian Nugroho
Follow Us