Pacitan, IDN Times - Pemkab Pacitan masih menunggu hasil kajian ahli Geologi yang meneliti tanah amblas di Dusun Krajan, Desa Mantren, Kecamatan Punung. Sejak tim dari Badan Geologi meninjau lokasi pada pekan pertama Januari 2020, mereka mengaku belum menerima informasi resmi tentang hasil penelitian yang dilakukan.
"Kami tetap menunggu, karena sampai sekarang belum ada jawaban," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan Aswin Rikha Wijaya saat dihubungi IDN Times, Senin (20/1).
Keterlibatan ahli Geologi dalam permasalahan ini lantaran diminta Bupati Pacitan Indartato setelah mengecek lokasi tanah amblas. Adapun tujuannya untuk mengetahui penyebab sekaligus tingkat kerawanannya terhadap permukiman penduduk.
Jika memang membahayakan, Aswin menuturkan, upaya antisipasi untuk menghindari jatuhnya korban dapat segera dilakukan. Salah satunya, kemungkinan pindah tempat bagi warga yang berpotensi terdampak.
Tanah amblas yang membelah lahan membuat sejumlah warga Desa Mantren, Punung resah. Mereka khawatir rekahan yang membentuk lubang berdiameter sekitar lima meter kian meluas. Sementara, titik tanah yang amblas berjarak sekitar 50 meter dari permukiman dan berdekatan dengan jalan raya.
Adapun tanah amblas kali pertama diketahui pada Rabu (1/1). Kala itu, pemilik lahan sedang mencari rumput untuk pakan hewan ternak. Tanpa sengaja ia melihat retakan tanah melintang di ladangnya. Seorang warga itu tidak curiga jika akan terjadi tanah amblas.
Beberapa saat setelah itu, wilayah Desa Mantren, Kecamatan Punung diguyur hujan deras. Bersamaan dengan itu, tanah yang sebelumnya diketahui muncul retakan amblas. Awalnya lebarnya hanya berkisar antara 8 hingga 10 meter.
Karena luasan tanah amblas kian bertambah, Aswin menuturkan, pihak BPBD memasang garis pembatas. Adapun tujuannya agar sekitar lokasi tanah amblas tidak dilewati warga lantaran cukup berbahaya.