Mutilasi Ngawi, Kerabat Tersangka dan Penadah Mobil Korban Diperiksa

Surabaya, IDN Times - Polisi masih terus mendalami kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap perempuan asal Blitar berinisial UK (29). Pelaku utama, yaitu pria asal Tulungagung Rohmad Tri Hartanto alias Antok (35) sendiri sudah jadi tersangka dan ditahan.
Dirreskrimum Polda Jawa Timur (Jatim), Kombes Pol Farman mengatakan, pendalaman kali ini memeriksa sejumlah orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan. Terbaru, polisi memerika MA, kerabat tersangka yang terekam CCTV Hotel. Selain itu juga memeriksa penadah mobil jenis Suzuki Ertiga milik korban yang dijual tersangka, Antok. "Pembeli mobil tersebut merupakan warga Kediri dan ada di Sidoarjo. Keterangannya telah kami ambil," ujar Farman, Kamis (30/1/2025).
Lebih lanjut, Farman menyebut, jika kasus mutilasi ini dalam tahap penyelidikan intensif. Polda Jatim berkomitmen untuk mengungkap seluruh fakta dan motif di balik pembunuhan keji ini, termasuk peran MA yang masih menjadi misteri. "Tim penyidik terus bekerja keras untuk mengumpulkan bukti dan keterangan saksi untuk melengkapi berkas perkara dan segera melimpahkannya ke kejaksaan," pungkas Farman.
Peristiwa pembunuhan dan mutilasi ini sendiri terjadi pada Minggu (19/1/2025) lalu. Awalnya, korban UK (29) dan pelaku Rohmad Tri Hartanto (30) bertemu di sebuah hotel di Kota Kediri. Sekitar pulul 22.00 WIB saat di Hotel korban dan pelaku mengobrol. Di tengah obrolan tersebut tiba-tiba terjadi percekcokan antara korban dan pelaku.
Setelah dicekik, korban tak sadarkan diri dan meninggal. Pelaku kemudian menghubungi temannya yakni MAM untuk menemani pelaku mengambil koper merah, tali pramuka hingga kantong kresek warnah hitam di rumah pelaku.
Sampai di kamar hotel, pelaku mencoba memasukkan jenazah korban ke dalam koper merah namun tidak cukup. Pelaku kemudian memotong bagian kepala korban, betis kaki kanan dan kiri serta paha sebelah kiri korban. Bagian tubuh yang terpotong -potong dimasukkan ke dalam kantong kresek warna hitam. Bagian tubuh korban itu pun dibuang di beberapa daerah, mulai Trenggalek sampai Ngawi.