Kurangi Bencana, Jatim Bakal Modifikasi Cuaca Lagi

Magetan, IDN Times – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur bakal kembali melakukan modifikasi cuaca untuk mengatasi puncak ancaman bencana hidrometeorologi, seperti hujan deras, angin kencang, hingga potensi puting beliung. Langkah ini dilakukan demi meminimalkan dampak bencana, baik korban jiwa maupun kerugian materi di sejumlah wilayah rawan bencana selama sepekan terakhir.
1. Pemprov Jatim ajukan teknologi modifikasi cuaca ke BNPB

Penjabat (PJ) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mengupayakan penerapan teknologi modifikasi cuaca sebagai salah satu solusi mitigasi. Teknologi ini diharapkan dapat mengurangi intensitas hujan dan risiko bencana yang menyertainya.
"Kami mengantisipasi dengan sebuah teknologi yang sudah kami ajukan kembali, mengingat curah hujan semakin intens,” ujar Adhy saat menghadiri takziah korban tanah longsor di Dukuh Sruwuh Jombok, Desa Pragak, Kecamatan Parang, Rabu sore (22/1/2025).
Adhy menambahkan, Pemprov Jatim telah mengirimkan surat kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mendukung implementasi teknologi ini.
2. Kurangi dampak bencana

Langkah ini bertujuan meringankan dampak bencana, seperti banjir yang sebelumnya melanda beberapa wilayah, termasuk Pasuruan, Mojokerto, Jombang, Jember, Ponorogo, Ngawi dan Trenggalek.
"Tujuannya agar dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir atau bencana hidrometeorologi lainnya,” tegas Adhy.
3. Puncak hidrometeorologi diperkirakan terjadi Maret

Adhy juga mengingatkan masyarakat untuk tetap siaga, terutama menjelang puncak bencana hidrometeorologi yang diperkirakan terjadi pada Maret mendatang. Ia mengimbau masyarakat berhati-hati, terutama saat beraktivitas di area wisata yang rawan bencana.
"Masyarakat harus tetap siaga, khususnya ketika berlibur atau berada di area wisata yang memiliki potensi bencana alam,” tutupnya.
Langkah antisipatif Pemprov Jatim ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana sekaligus meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem di tahun ini.