Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko dicokok KPK dalam operasi tangkap tangan
Sugiri adalah putra asli Ponorogo, sempat terjerat kontroversi ijazah palsu, dan memiliki karir politik sejak 2009
Sebelum ditangkap, Sugiri berhasil membawa Ponorogo mencapai beberapa prestasi di berbagai bidang
Kabar mengecewakan kembali datang dari institusi pemerintahan, kali ini Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (OTT). Informasi penangkapan dibenarkan Wakil Komisi KPK namun detail perkara belum diungkapkan.
Sugiri telah menjabat sebagai Bupati Ponorogo pada periode 2021 2024, dan kembali terpilih pada Pilkada 2024 untuk periode 2025-2030. Selengkapnya berikut profil Bupati Ponorogo, Sugiri Sukoco:
Sugiri merupakan putra asli Ponorogo, dia lahir di Dusun Darat, Desa Gelang Kulon, Kecamatan Sampung Ponorogo. Lahir di tengah keluarga petani sebagai anak ke 6 dari 7 bersaudara.
Masa kecil hingga remaja Sugiri dilalui di Ponorogo. Baru ketika menempuh pendidikan perguruan tinggi, Sugiri muda merantau ke Surabaya. Pada tahun 2000, Sugiri menikah dengan Susilowati dan dikaruniai tiga orang anak.
Sugiri memulai pendidikannya di SD Negeri Gelangkulon, Kecamatan Sampung pada 1978-1984. Kemudian melanjutkan ke SMPN Badengan hingga lulus tahun 1087. Selanjutnya Sugiri menempuh pendidikan menengah kejuruan di SMK Negeri Jenangan Ponorogo, lulus tahun 1990.
Lulus dari SMK, Sugriri tidak langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Baru tahun 2002 ia menempuh pendidikan di Universitas Tritunggal Surabaya dan tercatat lulus 2006 dengan gelar sarjana ekonomi. Pada tahun 2014 ia mengambil gelas Magister Manajemen dari Universitas Dr. Soetomo.
Sugiri sempat terjerat kontroversi ijazah palsu pada 2022. Tuduhan terkait gelar Sarjana Ekonomi yang didapat dari Universitas Tritunggal Surabaya. Namun tuduhan ini tidak terbukti dan penyelidikan dihentikan.
Kang Giri, sapaan akrab Sugiri mengawali karir politik sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Timur periode 2009-2014. Bersama Partai Demokrat ia kembali menjabat periode 2014-2015. Pada 2015 Sugiri berpasangan dengan Sukirno mencalonkan dirimu sebagai Bupati Ponorogo namun kalah.
Kekalahan tidak mengurungkan niat Kang Giri memimpin tanah kelahirannya, pada 2020 ia kembali maju bersama wakilnya Lisdyarita. Diusung PDI-P, PAN, PPP dan Partai Hanura, pasangan Sugiri Lisdyarita menang 61,7% suara.
Menjabat sebagai bupati, Sugiri bertekat mengangkat potensi wisata Ponorogo. Salah satu yang paling mendapatkan perhatian adalah pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban Ponorogo. Lokasi monumen dibangun di Gunung Gamping, Sampu, Ponorogo.
Proyek ambisius ini digagas sejak periode pertama pemerintahannya tempatnya 2022. Saat ini proses pembangunan hampir menyelesaikan tahap awal berupa konstruksi utama. Hingga pertengahan 2025 telah menelan anggaran sebanyak 73,8 miliar dari APBD Ponorogo dan Provinsi.
Sebelum ditangkap KPK, Sugiri berhasil membawa Ponorogo mencapai beberapa prestasi, diantaranya:
5 Besar Kabupaten bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2021.
Laporan Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI.
Inisiator Proyek Patung Tertinggi di Indonesia.
Monumen Reog Raksasa (126 meter) yang lebih tinggi dari Patung Garuda Wisnu Kencana (121 meter).
Pejabat Publik Berprestasi Tahun 2022 (NPI KPNPA RI).
Anugerah Kebudayaan Indonesia Tahun 2022 (Mendikbud Ristek RI).
Pagelaran Tari Krido Warok Cilik Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2022 (MURI).
Itulah profil Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko yang baru saja tertangkap OTT KPK.