Hari Raya Karo, Pendakian Gunung Semeru Ditutup 10 Hari
- Masyarakat Tengger merayakan Hari Raya Karo, Gunung Semeru ditutup selama 10 hari untuk menghormati perayaan tersebut.
- Pendakian Gunung Semeru akan dibuka kembali pada tanggal 27 Agustus 2025, sementara Ranu Regulo tetap dibuka selama Hari Raya Karo.
- BB TNBTS meminta pendaki untuk tidak nekat mendaki Gunung Semeru selama Hari Raya Karo dan menghormati kepercayaan masyarakat lokal.
Malang, IDN Times - Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyampaikan kalau mereka mendapat surat dari Kepala Desa Ranupani tanggal 10 Juli 2025 Nomor 400.10.2/150/427.92.12/2025 tentang Permohonan Izin Penutupan Jalur Pendakian Semeru Sementara. Oleh karena itu, jalur pendakian Gunung Semeru akan ditutup sementara.
1. Masyarakat Tengger Laksanakan Hari Raya Karo, Gunung Semeru Ditutup 10 Hari
Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha menyampaikan kalau Gunung Semeru akan ditutup sementara untuk menghormati masyarakat Tengger yang merayakan Hari Raya Karo. Penutupan ini akan dilaksanakan selama 10 hari.
"Kami sampaikan bahwa aktivitas pendakian ke Gunung Semeru (Ranu Kumbolo) ditutup secara total mulai Minggu, 17 Agustus 2025 sampai Selasa, 26 Agustus 2025," terangnya saat dikonfirmasi pada Kamis (17/7/2025).
Rudijanta menyampaikan kalau aktivitas pendakian terakhir dilakukan pada Sabtu (16/8/2025). Sehingga pendaki wajib turun kembali ke Ranupani Minggu (17/8/2025) paling lambat pukul 16.00 WIB.
2. Meskipun Gunung Semeru ditutup, Ranu Regulo masih dibuka
Rudijanta menyampaikan kalau pendaki bisa kembali melakukan pendakian Gunung Semeru pada tanggal 27 Agustus 2025. Pemesanan tiket bisa dilakukan melalui website bromotenggersemeru.ksdae.kehutanan.go.id.
"Selama Hari Raya Karo, aktivitas kunjungan dan berkemah di Ranu Regulo masih tetap dibuka. Pendaki dan pengunjung dapat membeli tiket masuk lewat website," ujarnya.
3. BB TNBTS minta masyarakat tidak nekat mendaki Gunung Semeru selama Hari Raya Karo
Lebih lanjut, Rudijanta meminta pendaki tidak nekat melakukan pendakian Gunung Semeru saat Hari Raya Karo, apalagi menggunakan jalur ilegal. Ia berharap masyarakat bisa menghormati kepercayaan masyarakat lokal.
"Mari kita bersama-sama menghormati dan menjaga budaya serta adat Masyarakat Tengger dengan mengikuti aturan adat yang telah ditentukan," pungkasnya.
