Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bulan Bung Karno, 47 Lukisan "Sang Fajar" Dipamerkan di Untag

Pameran Lukisan "Sang Fajar" peringatan Bulan Bung Karno di Untag Surabaya. (Dok. Humas Untag)
Pameran Lukisan "Sang Fajar" peringatan Bulan Bung Karno di Untag Surabaya. (Dok. Humas Untag)

Surabaya, IDN Times - Sebanyak 47 lukisan jejak Bung Karno dipamerkan di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Pameran bertajuk "Sang Fajar" tersebut dalam rangka peringatan Bulan Bung Karno. 

Pameran ini bekerja sama dengan Pelukis Gallery Proses Semarang, Hartono. Pameran dihardiri tiga lembaga pendidikan YPTA Surabaya dan didukung oleh berbagai organisasi seperti Roemah Bhinneka, Sketsa Indonesia Tunggal Roso, Komunitas Kebaya Indonesia, dan lainnya.

1. Nilai Pancasila harus dirajut untuk persiapkan Indonesia Emas

ilustrasi (Pixabay)
ilustrasi (Pixabay)

Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho dalam sambutannya mengatakan, semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan keunggulan bangsa Indonesia. Menurutnya, meski memiliki berbagai perbedaan suku dan budaya, hal ini harus terus dirajut untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045.

"Dengan merajut perbedaan suku dan budaya, Indonesia dapat memperkuat fondasi persatuan dan kesatuan serta mewujudkan pembangunan yang adil dan merata. Ini menjadi landasan kuat bagi kita untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," ujarnya.

Sementara itu, Untag Surabaya memiliki peran strategis dalam menanamkan dan memperkuat pemahaman serta pengamalan nilai-nilai Pancasila di kalangan sivitas akademiknya. Dikenal juga sebagai Kampus Nasionalis, Untag Surabaya berupaya menjadikan pemikiran Bung Karno sebagai landasan untuk membentuk karakter, kepribadian, dan wawasan kebangsaan yang kuat, terutama bagi generasi muda.

Sejalan dengan upaya tersebut, Untag Surabaya secara konsisten memperingati Bulan Bung Karno setiap bulan Juni dengan berbagai kegiatan menarik. Salah satu kegiatan tersebut adalah Seminar Nasional Kebangsaan bertajuk ‘Merajut Kembali Keindonesiaan’ yang diadakan oleh MKU (Mata Kuliah Umum) Untag Surabaya yang digelar pada Kamis (6/6/2024) di Auditorium lantai enam Gedung R. Ing. 

2. Pengamalan nilai-nilai Pancasila

Upacara peringatan Harlah Pancasila, Sabtu (1/6/2024) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)
Upacara peringatan Harlah Pancasila, Sabtu (1/6/2024) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya – J. Subekti, SH., MM., mengungkapkan kondisi Indonesia saat ini sedang terpecah akibat melemahnya rasa nasionalisme dan patriotisme. Ia juga menilai, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa semakin menurun.

"Berdasarkan survei litbang, hanya 28 persen anak-anak yang memahami ideologi Pancasila dari guru, 21 persen dari media sosial, dan 49 persen tidak mengerti sama sekali. Oleh karena itu, mari kita bangun kembali semangat keindonesiaan dengan menyalakan api perjuangan Bung Karno agar Indonesia tetap dihormati dan diperhitungkan di kancah internasional," ujarnya. 

3. Pendidikan Pancasila perlu didorong untuk generasi muda

Sementara dalam seminar kebangsaan, Kepala Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Drs. Agus Wahyudi mengatakan, pendidikan dan pembelajaran Pancasila perlu didorong agar lebih dikenal oleh generasi muda. Jika sektor ini lemah, yang menjadi taruhan adalah kelangsungan Republik Indonesia.

"Pendidikan moral harus berjalan secara natural berdasarkan konteks dan pengalaman. Oleh karena itu, kita perlu menghindari indoktrinasi karena demokrasi membutuhkan warga negara dengan kesadaran kritis, termasuk dalam mencerna pilihan-pilihan moral dan etik," jelasnya.

Sementara penulis buku 'Merahnya Ajaran Sukarno, Narasi Pembebasan Ala Indonesia’ Airlangga Pribadi Kusman yang juga menjadi pembicara dalam seminar tersebut mengatakan, bahwa Indonesia saat ini mengalami krisis kepemimpinan, sehingga integritas dan etika sangat penting bagi para penyelenggara negara.

"Penting untuk memiliki pemahaman berdasarkan analisis terkait masalah ekonomi politik serta pijakan politisnya. Selain itu, penting juga menggali gagasan dan pemikiran Bung Karno di era digital seperti sekarang," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Magetan Darurat Bencana, Sehari 7 Peristiwa Longsor dan Rumah Roboh

11 Nov 2025, 11:17 WIBNews