BBM di Jember Langka, Warga Rela Antre hingga 4 Jam

- BBM langka di Jember, warga antre hingga 4 jam untuk mendapatkannya.
- Antrean BBM mencapai 300-500 meter, membuat jalan macet di beberapa titik.
- Kelangkaan BBM dimanfaatkan pedagang dengan harga mencapai Rp20 ribu per liter.
Jember, IDN Times - Bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Jember mengalami kelangkaan, Selasa (29/7/2025). Warga bahkan rela mengantre selama 4-10 jam hanya untuk mendapatkan BBM.
Salah satu warga Jember, Faiz Syafiq (28) mengatakan, di tempatnya BBM sudah langka sejak Kamis (24/7/2025). Antrean BBM semakin parah terjadi pada Sabtu (26/7/2025). Pada Selasa (29/7/2025) antrean masih panjang, tetapi sudah mulai berkurang.
"Antrean BBM di beberapa titik mulai terjadi hari kamis (24/7/2025) namun antrian masih tidak terlalu membludak, di semua titik puncaknya hari Sabtu (26/7/2025). Per hari ini (tgl 29 Juli) antrian masih tetap panjang, namun di sedikit titik sudah berkurang," ujarnya, Selasa (29/7/2025).
Faiz menyebut, antrean BBM di tempatnya terjadi sepanjang 300 hingga 500 meter. Ia bahkan rela mengantre selama 4 jam untuk mendapatkan BBM.
"Di Jember hanya ada Pertamina, dan ada sedikit indostation. SPBU seperti Shell, Vivo, BP tidak ada disini. Antrian rata-rata 4 jam, teman saya ada yang sampai 10 Jam, mulai dari jam 10 malam dapat jam 8 pagi. Bahkan ada yang mengantre lama tapi kehabisan," ungkap dia.
Sejumlah titik di Kabupaten Jember pun mengalami Kemacetan dampak dari antrean BBM. "Jalan menjadi macet di beberapa titik karena antriannya membludak ," kata dia.
Kelangkaan BBM ini cukup menghambat pekerjaannya. Terlebih, Faiz bekerja di lapangan dengan mobilitas tinggi. "Bagi yang bekerja di lapang, (kelangkaan BBM membuat) mobilitas menjadi terbatas," ungkapnya.
Atas kelangkaan tersebut sejumlah warga bahkan rela pergi keluar kota demi bisa mendapatkan BBM. "Karena di seluruh kabupaten Jember sudah langka, teman-teman bahkan sampai mencari keluar kota terdekat pertama Lumajang, kemudian Situbondo dan Probolinggo," jelasnya.
Faiz menambahkan, kelangkaan BBM di wilayahnya itu dimanfaatkan oleh sejumlah pedagang. Mereka menjual BBM dengan harga mencapai Rp20 ribu per liter.
"Beberapa tengkulak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjual dengan harga tinggi diatas Rp20 ribu," tutur dia.
Sejumlah orang punic buying. Beberapa orang menimbun BBM karena takut kehabisan bahan bakar. "Beberapa orang menjadi punic buying dan terpaksa menimbun untuk pribadi karena khawatir kehabisan dan sulit untuk bekerja," katanya.
Sepengetahuannya, kelangkaan BBM ini terjadi karena jalan Nasional di Gumitir ditutup karena perbaikan. Sehingga, distribusi logistik BBM pun menjadi terhambat.
"Sejauh ini yang saya tau karena ada penutupan jalan Nasional di Gumitir yang menghubungkan Jember-Banyuwangi karena ada perbaikan jalan, sehingga terjadi keterlambatan distribusi karena pasokan bahan bakar dari Banyuwangi," pungkas dia.