Ayah dan Anak di Blitar Menjadi Korban KMP Tunu Jaya Pratama

- Pasangan ayah dan anak warga Blitar menjadi korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
- Mujiono dan anaknya Muhamad Aris Setiawan pergi ke Bali membawa muatan keramik untuk urusan pekerjaan
- Jenazah Muhamad Aris Setiawan sudah ditemukan dan dimakamkan, sementara pencarian terhadap Mujiono masih terus dilakukan
Blitar, IDN Times - Pasangan ayah dan anak warga Kelurahan Babatan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, menjadi korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Korban diketahui bernama Mujiono dan anaknya Muhamad Aris Setiawan. Jenazah Aris sendiri telah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Selasa (8/7/2025) lalu dan kini sudah dimakamkan. Sedangkan korban Mujiono hingga saat ini masih belum ditemukan.
2. Pergi ke Bali membawa muatan keramik

Salah satu anak Mujiono, Agung mengatakan adik dan ayahnya ini berangkat ke Bali untuk urusan pekerjaan. Sang ayah bertugas sebagai sopir truk, sementara Aris menjadi kernet. Mereka membawa muatan keramik menggunakan truk yang ikut diangkut kapal naas tersebut. “Mereka kerja berdua, bapak sopirnya, Aris kernetnya. Saat ini bapak belum ditemukan,” ujarnya, Rabu (09/07/2025).
3. Jenazah adik sudah ditemukan dan telah dimakamkan

Kabar kapal tenggelam pertama kali diterima keluarga dari salah satu saudara mereka yang juga bekerja sebagai sopir. Saat itu sang saudara berada di Banyuwangi, hendak menyeberang ke Bali dengan kapal lain. Setelah dilakuka pencarian, jenazah Aris ditemukan oleh tim SAR gabungan kemarin. Sedangkan Mujiono masih belum ditemukan petugas. “Adik saya ditemukan kemarin sore, langsung dibawa pulang ke Blitar. Tiba sekitar jam 12 malam, dan langsung dimakamkan,” tuturnya.
3. Berharap sang ayah bisa segera ditemukan

Agung berharap proses pencarian segera membuahkan hasil, sehingga jenazah ayah dapat ditemukan dan dimakamkan secara layak. Hingga kini, tim SAR gabungan dan nelayan setempat masih terus melakukan penyisiran di sekitar lokasi tenggelamnya KM Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali. “Kami sekeluarga hanya berharap bapak cepat ditemukan. Supaya bisa dimakamkan di sini,” pungkasnya.