Alumni Al Khoziny Minta Maaf Atas Tragedi Tewaskan 67 Orang

- Alumni Al Khoziny meminta maaf atas tragedi ambruknya pondok pesantren yang menewaskan 67 orang.
- Ponpes menyadari belum memberikan pelayanan maksimal kepada santri dan berbela sungkawa terhadap para korban yang meninggal.
- Tragedi terjadi saat para santri sedang melaksanakan salat asar, dengan 171 orang menjadi korban dan 67 meninggal dunia.
Sidoarjo, IDN Times - Alumni Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo meminta maaf atas tragedi ambruknya pondok pesantren yang menewaskan 67 orang.
Ketua Alumni Pusat Al Khoziny, Zainal Abidin mengatakan, mewakili Ponpes pihaknya memohon maaf. Ponpes menyadari selama ini belum bisa memberikan yang terbaik bagi para santri.
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Mewakili keluarga ndalem (pengasuh ponpes) manakala kami belum bisa memberikan pelayanan kepada santri secara maksimal," ujarnya, Selasa (7/10/2025).
Pihaknya pun turut berbela sungkawa terhadap para korban yang meninggal. Ia yakin, santri-santri yang ditemukan tewas, meninggal dalam keadaan Khusnul Khatimah karena sedang melaksanakan salat di tengah menuntut ilmu.
"Kami yakin bahwa santri-santri itu husnul khatimah. Karena beliau datang ke sini tholabul ilmi, kemudian punya wudhu sedang melaksanakan salat. Itu ciri-ciri yang luar biasa yang mungkin sangat sulit kita temukan. Makanya saya yakin bahwa mereka-mereka itu adalah husnul khotimah dan sedang menanti di surganya Allah Ta'ala," terangnya.
Mewakili Ponpes, alumni juga memohon maaf kepada seluruh masyarakat termasuk wali santri, jika selama proses evakuasi dari hari pertama hingga akhir terakhir ada banyak hal yang tidak mengenakkan hati. Permohonan maaf itu juga ditujukan kepada awak media yang sempat dihalangi-halangi untuk meliput di sekitar lokasi kejadian.
"Kami juga mohon maaf kepada semua masyarakat yang mungkin dalam perjalanan hari pertama sampai hari ini ada hal-hal yang kurang mengenakkan hati. Khususnya teman-teman media wartawan yang mungkin karena memang situasinya seperti ini kadang-kadang mendapatkan perlakuan yang kurang nyaman dari para teman-teman santri," ungkap dia.
Tragedi Ini terjadi pada Senin (29/9/2025) lalu saat para santri sedang melaksanakan salat asar. Bangunan yang sedang proses pengecoran di atap lantai empat ambruk hingga ke lantai bawah tepatnya bagian musalah yang digunakan untuk salat para santri.
Dalam tragedi ini, sebanyak 171 orang menjadi korban. Rinciannya 104 selamat, 67 meninggal dunia termasuk ada delapan potongan tubuh.