6 dari 8 Deteksi Tsunami di Banyuwangi Rusak

BMKG pun berencana segera membenahinya

Banyuwangi, IDN Times - Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan evaluasi dan penilaian terhadap delapan alat deteksi dini tsunami atau Early Warning System (EWS) di Kabupaten Banyuwangi. Dari delapan EWS di sepanjang pantai Banyuwangi, hanya dua yang berfungsi, sementara enam EWS perlu dilakukan perbaikan.

"Kami telah lakukan assessment terhadap alat EWS. Dua EWS masih beroperasi dengan baik. Sisanya, enam EWS masih dalam perbaikan. Ada kerusakan kecil yang membuat EWS tak berfungsi," ujar Kepala BMKG Kelas IIA Tretes Pasuruan, Djati Cipto Kuncoro, Jumat (3/9/2021).

1. Suku cadang dalam pesanan

6 dari 8 Deteksi Tsunami di Banyuwangi RusakBMKG segera perbaiki EWS di Banyuwangi. IDN Times/Istimewa

BMKG, kata Djati, selalu melakukan pengujian EWS bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memastikan fungsi mitigasi kebencanaan. Enam EWS yang mengalami kerusakan antara lain di pantai Gerajagan, Rajegwesi, Kampung Mandar, dan Blimbingsari.

"Tingkat kerusakan bukan fatal, hanya saja ada sistem yang bermasalah," ujarnya.

Saat ini, BMKG sedang menunggu pesanan suku cadang untuk perbaikan EWS. Akhir tahun 2020, pihaknya telah melakukan pemasangan rekayasa sirine, untuk pembaruan fungsi.

"Inovasi rekayasa masih dalam upgrade. Saat ini kami sedang menunggu suku cadang yang akan dikirim dari Jakarta dan beberapa kota besar lainnya," ujarnya. 

2. Dua alat yang masih berfungsi berada di Mucnar dan Pancer

6 dari 8 Deteksi Tsunami di Banyuwangi RusakIlustrasi info tsunami (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, dua alat EWS yang masih berfungsi optimal yakni di kawasan pesisir Muncar dan Pancer. Dua kawasan tersebut memang tergolong risiko tinggi bencana tsunami dengan kondisi daratan yang datar. Pancer sendiri pernah mengalami kerusakan parah saat terjadi tsunami tahun 1994.

"Radius beberapa kilometer dari laut di wilayah Muncar dan Pancer masih ada potensi dampak tsunami karena daratnya flat. Sehingga perlu adanya escape holding buatan agar dampaknya tidak sampai besar," jelasnya.

Baca Juga: Libatkan Warga Lokal, EWS di Bantul Jadi Pilot Project Nasional 

3. Potensi Tsunami tinggi

6 dari 8 Deteksi Tsunami di Banyuwangi RusakIlustrasi Tsunami (IDN Times/Mardya Shakti)

Djati menilai, panjang pesisir kawasan Banyuwangi yang mencapai 175 kilometer, membutuhkan alat deteksi tsunami dengan jumlah maksimal, untuk menekan risiko.

Selain EWS, pihaknya juga mengenalkan aplikasi Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert (SIRITA). Aplikasi berbasis android tersebut juga berfungsi memberikan peringatan jika terjadi gempa dan tsunami.

"Potensi gempa bumi dan tsunami cukup besar di kawasan Banyuwangi. Aplikasi ini juga akan memberikan infomasi dari BPBD kepada masyarakat mengenai panduan evakuasi mandiri saat terjadi bencana," jelasnya.

Sebelumnya, BPBD Banyuwangi menyebut perbaikan EWS merupakan kewenangan dari BMKG. Pihaknya telah memasang rambu-rambu jalur evakuasi dan menyiapkan tempat aman dari tsunami di kawasan rawan tinggi tsunami seperti Desa Sarongan, Rajegwesi, Desa Sumberagung, Pancer, Desa Pesanggaran, Lampon dan Grajagan. 

Baca Juga: Hanya Terdapat 2 EWS Yang Terpasang di Pantai Wilayah Tulungagung

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya