TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sudah Tujuh Dokter Positif COVID-19, IDI Jombang Pastikan APD Cukup

Meski donasi APD sudah dihentikan

Para tenaga medis di kantor IDI Jombang. IDN Times/Dok.Zainul Arifin

Jombang, IDN Times - Tenaga Kesehatan (nakes) masih menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien COVID-19. Catatatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Jombang, sudah ada 7 nakes yang berdomisili di Kabupaten Jombang terkonfirmasi positif COVID-19. Dari Jumlah itu, dua di antaranya bertugas di luar daerah.

"Sampai pada hari ini ada tujuh orang dokter yang bertugas atau lebih tepatnya yang berdomisili di Kabupaten Jombang yang positif COVID-19, dua di antaranya bertugas di luar kabupaten, tapi domisili di Jombang," terang dr Achmad Iskandar Dzulqornain, ketua IDI Jombang kepada IDN Times, Rabu (2/9/2020).

1. IDI ingatkan nakes jalankan prosedur layanan pasien

Rakor COVID-19 di kantor IDI Jombang. IDN Times/Dok. Zainul Arifin

Dari ketujuh dokter yang terpapar virus corona, satu orang bergejala cukup berat karena memiliki penyakit penyerta. Namun, saat ini yang bersangkutan sudah sembuh dan membaik. Diduga dia terpapar di tempat praktik pribadi.

Iskandar menjelaskan, sejak awal pandemik COVID-19 sampai sekarang, IDI terus mengingatkan pada nakes agar selalu mengamankan diri baik melalui penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). IDI juga meminta para nakes untuk memperhatikan prosedur layanan, mulai dari mengurangi kontak, melakukan screening pasien risiko COVID-19 rendah, sedang, atau tinggi.

"Karena pandemik ini belum berakhir, maka upaya-upaya untuk mengurangi resiko tertular itu harus tetap disiplin dilakukan teman-teman dokter. Dengan mengatur protokol pelayanan, prosedur pelayanan, alur pelayanan, melakukan proses screening terus menggunakan APD baik bagi dirinya, stafnya maupun pasien yang mau berobat tetap harus diperhatikan," jelasnya.

Baca Juga: Sukardi, Difabel Jombang yang Tekuni Kerajinan Bambu Setelah Lumpuh

2. Dokter berisiko tinggi diminta tidak membuka layanan praktik

Ketua IDI Jombang dr Achmad Iskandar. IDN Times/Zainul Arifin

Selain itu, organisasi profesi kedokteran itu meminta seorang dokter harus benar-benar menghitung tingkat resiko yang dihadapinya. Jika mempunyai risiko tinggi terpapar COVID-19, disarankan agar tidak membuka praktik terlebih dahulu.

"Jadi maksudnya kalau yang bersangkutan itu posisi usianya sudah di atas 60 tahun, kebetulan punya komorbid misalnya hipertensi, diabet atau penyakit jantung. Kami tidak melarang tapi menyarankan agar tidak praktik dulu seperti itu," saran Iskandar.

"Dan kami juga bersurat ke direktur- direktur rumah sakit agar dokter yang menangani langsung COVID-19 itu sesuai dengan imbauan kami tadi," lanjutnya.

3. Donasi dihentikan tapi pengadaan APD tetap berlanjut

IDN Times/Bagus F

Direktur RSUD Ploso Jombang itu menyebut, sampai saat ini pihaknya tidak mendengar adanya keluhan tentang keterbatasan ataupun kesulitan APD. Pada Maret sampai Mei lalu memang masih banyak keluhan, namun Juni hingga sekarang sudah mulai berkurang.

Beberapa kali kesulitan yang dihadapi para nakes, terutama sejak awal pandemik, difasilitasi IDI dengan menggalang donasi yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk APD untuk kemudian disalurkan. Donasi itu terus diulang-ulang hingga terakhir berlangsung pada Minggu lalu.

"Pengadaan (APD) terus dilakukan, donasi sudah sebulan terakhir ini mulai berkurang. Alhamdulilah tidak terlalu mengganggu karena posisinya barang di pasaran sudah tersedia," ucapnya.

4. APD sudah mulai mudah didapat

Foto hanya ilustrasi APD. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Iskandar menambahkan, distribusi atau penyedia barang sudah relatif mudah ditemukan. Sumber APD pun bermacam macam. Jika para nakes swasta, maka melakukan pengadaan sendiri. Sedangkan yang dari rumah sakit pemerintah daerah, APD menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

"Karena posisinya kita harus membeli sendiri, harus diefesienkan. Tapi saat ini APD tercukupi bukan berarti berlebihan," imbuhnya.

"Yang (APD) sifatnya sekali pakai, ya manajemen harus menghitung bahwa stoknya sudah tinggal sekian maka pengadaan lagi, misalnya seperti itu," sambungnya.

Baca Juga: Minta Sekolah Dibuka Lagi, Emak-emak di Jombang Demo Dinas Pendidikan

Berita Terkini Lainnya